TIGA KEDUSTAAN IDAHRAM (ATAS BUKU TARIKH NAJD)
Idahram berkata
((disebutkan :
إن عثمان بن معمر مشرك كافر، فلما تحقق أهل الإسلام من ذلك تعاهدوا على قتله بعد انتهائه من صلاة الجمعة وقتلناه وهو في مصلاه بالمسجد في رجب 1163هـ وفي البوم الثالث لمقتله جاء محمد بن عبد الوهاب إلى العيينة فعيّن عليهم مشاري بن معمر وهو من أتباع محمد بن عبد الوهاب
"Sesungguhnya Utsman ibnu Mu'ammar –penguasa
Uyainah- adalah seorang musyrik yang kafir. Maka ketika orang-orang Islam
menyadari itu, mereka bersepakat untuk membunuhnya setelah selesai melaksanakan
sholat jum'at. Kami telah berhasil membunuhnya di dalam masjid bulan Rajab
tahun 1163 H. Pada hari ketiga dari peristiwa pembunuhan itu, Muhammad ibnu
Abdil Wahhab mengungjungi Uyainah untuk mengangkat Musyari ibnu Mu'ammar yang
merupakan pengikut Muhammad ibnu Abdil Wahab" (Ibnu Ghannam ; Taariikh
Najd, op.cit., h.97)
Setelah membaca kalimat-kalimat di atas, nalar
penulis terasa buntu memahaminya. Bagaimana mungkin orang kafir melaksanakan
sholat jum'at, bahkan tewas dibunuh dalam masjid?!. Apakah –barangkali- dalam
kacamata salafi wahabi seseorang dapat dikatakan kafir meskipun dia sholat,
puasa, zakat, bahkan haji sekalipun jika tidak mengikuti faham mereka?.
Bahkan pada halaman selanjutnya, yaitu halaman 98
dari buku tersebut, Ibnu Abdul Wahab jelas-jelas mengatakan bahwa seluruh
penduduk Najd pada masa itu adalah orang-orang kafir. Dia berkata :
كفرة تباح دماؤهم، ونساؤهم وممتكاتهم، والمسلم هو من آمن بالسنة التي يسير عليها محمد بن عبد الوهاب ومحمد بن سعود
"Mereka semua (penduduk Najd-pen) adalah
kafir, darah mereka halal. Begitu juga dengan wanita-wanita mereka, segala
harta milik mereka halal (adalah halal untuk dijarah). Karena, orang Islam
adalah orang yang percaya dengan sunnah Muhammad ibnu Abdil Wahhab dan Muhammad
ibnu Saud")), demikian perkataan Idahram dalam bukunya hal 89-91.
Dalam nukilan di atas, idahram telah melakukan
kedustaan yang berturut-turut. Satu nukilan mengandung 3 kedustaan.
Bantahan terhadap pernyataan Idahram di atas dari
beberapa sisi:
Kedustaan Pertama : Idaharam menukil perkataan
Ibnu Ghonnam إِنَّ عُثْمَانَ بْنَ مُعَمَّر مُشْرِكٌ كَافِرٌ Sesungguhnya Utsman bin Mu'ammar musyrik dan kafir"
Ini sungguh merupakan perkara yang sangat
memalukan dari Idahram, kedustaan yang bertubi-tubi, semua itu ia lakukan hanya
karena ingin menipu dan menggambarkan kepada kaum muslimin bahwa Muhammad bin
Abdil Wahhab adalah suka mengkafirkan kaum muslimin jika tidak mengikuti
alirannya.
Setelah mengecek langsung kitab Taariikh Najd
ternyata saya tidak menemukan nukilan yang disampaikan oleh Idahram di atas.
Ternyata idahram nekat berdusta.
Dalam kitab Taarikh Najd sama sekali pernyataan
bahwa 'Utsman bin Mu'ammar seorang musyrik dan kafir !!!, lafal yang yang
disampaikan oleh idahram semuanya karangan idahram sendiri.
Telah lalu penjelasan bahwa Utsman bin Mu'ammar
dibunuh karena berkhianat hendak bekerja sama dengan pemimpin Tsarmad untuk
mencelakakan kaum muslimin para ahli tauhid. Karenanya para pengikut Syaikh
Muhammad bin Abdil Wahhab segera membunuh 'Utsman sebelum ia yang membunuh kaum
muslimin. Dan peristiwa ini adalah perkara yang wajar, yaitu seseorang membunuh
musuh sebelum musuh menyerang dan melakukan aksinya.
Telah lalu penjelasan tentang sikap Muhammad bin
Abdil Wahhaab dalam masalah "takfiir" (mengkafirkan), dimana beliau
sangat berhati-hati dan tidak sembarang mengkafirkan. Tidaklah Syaikh Muhammad
bin Abdil Wahhab mengkafirkan kecuali setelah memenuhi persyaratan dan
hilangnya penghalang pengkafiran.
Adapun keheranan idahram kok bisa orang yang
sholat dibunuh, maka kita katakan :
Orang yang dibunuh adalah orang yang murtad atau
orang yang melakukan pelanggaran yang menyebabkan darahnya halal untuk dibunuh,
meskipun ia sholat dan haji. Seperti orang yang berzina padahal sudah menikah,
atau orang memberontak berhak untuk diperangi dan dibunuh (sebagaimana khawarij
yang memberontak kepada Ali bin Abi Tholib), orang hendak membunuh lantas yang
hendak dibunuh membela diri sehingga membunuhnya, dll.
Saya justru yang heran, bukankah idahram nekat
memvonis kaum salafy wahabi kafir murtad??!!, tanpa dalil dan hanya dengan hawa
nafsu !!!. Bukankah ini berarti idahram menghalalkan darah kaum salafy wahabi,
bahwasanya kaum salafy wahabi berhak untuk dibunuh. Bukankah idahram tahu
bagaimana semangat ibadah kaum wahabi, sholat mereka, puasa mereka, hafalan
al-Qur'an mereka?, ilmu mereka??
Jelas dalam cerita yang termaktub kitab Taariikh
Najd bahwasanya Utsman bin Mu'ammar dibunuh karena melakukan makar hendak
mencelakakan kaum muslimin ahli tauhid pengikut dakwah Syaikh Muhammad bin
Abdil Wahhab??.
Dan dalam kitab Tariikh Najd tidak disebutkan
secara tegas status 'Utsman bin Mu'ammar, apakah ia seorang musyrik atau kafir.
Bahkan yang disebutkan dalam kitab tersebut justru Utsman bin Mu'ammar
berkali-kali memiliki niat busuk terhadap pengikut dakwah Syaikh Muhammad bin
Abdil Wahhab, dan pura-pura menampakkan kesepakatannya kepada dakwah Syaikh
Muhammad. Ini menunjukkan bahwa 'Utsman bin Mu'ammar tidak dinyatakan kafir
atau musyrik oleh Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab.
Kalaupun 'Utsman bin Mu'ammar dinyatakan kafir
tentunya ada sebab-sebab yang menyebabkan pengkafiran tersebut, yang tidak
dijelaskan dalam buku Taarikh Najd secara detail
Kedustaan Kedua : Kedustaan Idahram dalam
nukilannya ((Pada hari ketiga dari peristiwa pembunuhan itu, Muhammad ibnu
Abdil Wahhab mengungjungi Uyainah untuk mengangkat Musyari ibnu Mu'ammar yang
merupakan pengikut Muhammad ibnu Abdil Wahab)).
Sungguh ini perkara yang sangat memalukan,
memalsukan isi buku, mengarang sendiri, kemudian mencela orang lain dengan
dalil karangan kedustaannya sendiri. Yang termaktub dalam Taariikh Najd sama
sekali tanpa penyebutan apakah Musyari bin Mu'ammar pengikut Muhammad bin Abdil
Wahhab atau bukan.
"Tatkala Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab
mengetahui wafatnya 'Utsman bin Mu'ammar maka beliaupun bersegera berjalan
menuju 'Uyainah karena khawatir timbulnya perselisihan dan pertikaian
masyarakat. Maka beliapun datang kepada mereka pada hari ke 3 setelah
terbunuhnya Utsman. Maka tenanglah masyarakat, dan terjadilah dialog dan
musyawarah dalam menentukan siapa pengganti Utsman bin Mu'ammar sebagai
pemimpin dan penguasa. Maka para ahli tauhid –khususnya yang ikut serta
membunuh 'utsman- ingin agar tidak seorangpun dari keluarga Mu'ammar yang
menjadi pemimpin. Akan tetapi Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab tidak setuju,
lalu menjelaskan kepada mereka cara yang benar dengan dalil yang memuaskan.
Maka Syaikhpun mengangkat Musyaari bin Mu'ammar sebagai penguasa. Peristiwa ini
terjadi pada pertengahan bulan Rajab" (Taariikh Najd hal 103)
Justru dalam nukilan yang benar di atas ini
menjelaskan bahwasanya karena sikap bijak dan hikmah dari Syaikh Muhammad bin
Abdil Wahhab akhirnya saudara Utsman bin Mu'ammar yang bernama Musyaari bin
Mu'ammar tetap diangkat menjadi penguasa, padahal keputusan Syaikh Muhammad bin
Abdil Wahhab ini pada awalnya tidak disetujui, karena Musyari masih kerabat
dengan 'Utsman bin Mu'ammar.
Kedustaan Ketiga : Dusta ketiga idahram adalah
pada perkataannya ((Bahkan pada halaman selanjutnya, yaitu halaman 98 dari buku
tersebut, Ibnu Abdul Wahab jelas-jelas mengatakan bahwa seluruh penduduk Najd
pada masa itu adalah orang-orang kafir. Dia berkata :
كفرة تباح دماؤهم، ونساؤهم وممتلكاتهم، والمسلم هو من آمن بالسنة التي يسير عليها محمد بن عبد الوهاب ومحمد بن سعود
"Mereka semua (penduduk Najd-pen) adalah
kafir, darah mereka halal. Begitu juga dengan wanita-wanita mereka, segala
harta milik mereka halal (adalah halal untuk dijarah). Karena, orang Islam
adalah orang yang percaya dengan sunnah Muhammad ibnu Abdil Wahhab dan Muhammad
ibnu Saud"))
Setelah saya mengecek halaman selanjutnya dari
kisah terbunuhnya Utsman bin Mu'ammar maka saya sama sekali tidak menemukan
lafal yang dinukil oleh idahram ini. Sungguh sangat memalukan dan menunjukkan
buruknya perangai idahram yang tukang berdusta. Tidak malu untuk berdusta tiga
kali berturut-turut dalam satu tempat !!!!
Bagaimana mungkin Muhammad bin Abdil Wahhab
sampai mengatakan bahwasanya seorang muslim adalah seorang yang mengimani
sunnah yang ditempuh oleh Muhammad bin Abdil Wahhab dan Muhammad bin Sa'uud
!!!!
Kami yang lebih dari 10 tahun menimba ilmu dari
para ulama –"salafy wahabi"- sama sekali tidak pernah mendengarkan
hal seperti ini. !!!
PENYERANGAN KOTA RIYADH
Idahram menyatakan dalam kitabnya hal 93
bahwasanya pada tahun 1187 tatkala Abdul Aziz menyerang kota Riyadh ia
((membunuh banyak penduduk muslim dari kaum lelaki, perempuan, dan anak-anak))
Setelah itu untuk memantapkan kedustaannya ia
menyandarkan semua informasi ini kepada kitab Unwan al-Majd
Ini jelas merupakan kedustaan besar. Dan seperti
biasa Idahram selalu berdusta untuk menggambarkan kebengisan kaum wahabi.
Setelah membaca langsung kitab Unwan al-Majd pada jilid 1 hal 119-121 tentang
sejarah peristiwa tahun 1187, maka ternyata Ibnu Bisyr berkata :
"Dan terjadi antara mereka peperangan.
Beberapa orang lelaki terbunuh dari penduduk Riyadh, dan dari pasukan perang
Abdul Aziz terbunuh 12 orang lelaki, diantaranya adalah 'Aqil bin Nashir…"
(Unwan al-Majd 1/119, pada peristiwa tahun 1187)
Ternyata justru yang lebih banyak terbunuh adalah
dari pasukan perang Abdul Aziz. Sama sekali tidak ada pembunuhan para wanita,
apalagi anak-anak. Ini hanyalah dongengan idahram si pendusta.
PELARANGAN JAMA'AH HAJI
Idahram mengatakan dalam bukunya dibawah sub
judul "(Wahabi) Melarang dan Menghalangi Umat Islam dari Menunaikan Ibadah
Haji:
((Sejarawan Wahabi Ibnu Bisyr, dengan bangganya
menceritakan tentang kejadian di tahun 1221 itu :
"Ketiga keluarga Sa'ud keluar dari Dir'iyah
untuk memantau kondisi kota Makah, dia mengutus Farraj ibnu Syar'an al-'Utaibi
dan beberapa orang bersamanya untuk melarang rombongan haji asal Syam,
Istambul, dan sekitarnya memasuki kota Makah. Padahal rombongan haji tersebut
telah sampai di kota Madinah menuju Makah. Rombongan yang dipimpin oleh
Gubernur Abdullah al-Uzham Pasya dan para petinggi negeri itu terpaksa menelan
pil pahit untuk kembali ke negerinya masing-masing guna menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan" (Ibnu Bisyr; Unwan al-Majd fi Tarikh an-Najd,
op.cit, jilid 1.h. 139)
Lalu dengan begitu senangnya dia (*ibnu Bisyr)
berkata :
وَلَمْ يحجّ في هذه السنة أحد من أهل الشام ومِصر والعراق والْمَغرب وغيرهم إلا شرذمة قليلةٌ من أهل الْمَغرب لا اسمَ لَهُمْ
"Tidak seorang pun dari penduduk Syam,
Mesir, Irak, Maghrib (Maroko), dan negeri yang lain dapat berhaji pada tahun
ini, kecuali hanya segelintir orang penduduk Maghrib yang tidak dikenali"
(Unwan al-Majd jilid 1, hal 143)…)).
Demikian perkataan idahram dalam bukunya hal 101
Namun setelah saya mengecek langsung kitab Unwan al-Majd,
maka seperti biasa ternyata idahram sedang melaksanakan aksinya "berdusta
dan bertipu muslihat". Kedustaan idahram nampak pada poin-poin berikut :
Pertama ; Idahram berkata ((Ketiga keluarga Sa'ud
keluar dari Dir'iyah untuk memantau kondisi kota Makah)), padahal dalam kitab
Unwan al-Majd disebutkan bahwasanya Amir Su'ud bin Abdul Aziz bersama kaum
muslimin pergi ke Mekah untuk melaksanakan ibadah haji yang ke dua kalinya
(Lihat Unwan al-Majd 1/291). Jadi bukan hanya keluarga Sa'ud saja dan juga bukan
tujuannya untuk memantau kota Mekah. Idahram sengaja menyembunyikan fakta
bahwasanya Sa'ud adalah seorang yang taat beragama dan juga berhaji.
Kedua : idahram tatkala menukil perkataan ibnu
Bisyr ((Ketiga keluarga Sa'ud keluar dari Dir'iyah untuk memantau kondisi kota
Makah, dia mengutus Farraj ibnu Syar'an al-'Utaibi . . . . . Rombongan yang
dipimpin oleh Gubernur Abdullah al-Uzham Pasya dan para petinggi negeri itu
terpaksa menelan pil pahit untuk kembali ke negerinya masing-masing guna
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan)), ternyata idahram tidak sedang
menerjemahkan perkataan ibnu bisyr akan tetapi idahram sedang menukil secara
makna atau kesimpulan yang disampaikan oleh Ibnu Bisyr. Ini merupakan kedustaan
kepada para pembaca, karena tatkala idahram mengesankan perkataan tersebut
merupakan perkataan ibnu Bisyr, apalagi di awali dan di akhir dengan dua tanda
kutip "….".
Berikut ini penukilan yang sebenarnya :
"Hal ini (pelarangan rombongan haji Syam)
dikarenakan Sa'ud khawatir gubernur Makah Syarif Gholib akan melakukan sesuatu
yang buruk pada Sa'ud dikarenakan masuknya rombongan haji dari Syam dan para
pengikut mereka. Maka Abdullah al-Azhm dan para pengikutnya pun kembali dari
kota Madinah ke negeri mereka" (Unwan al-Majd 1/292)
Dalam penukilan ini Ibnu Bisyr menjelaskan sebab
pelarangan masuknya rombongan haji dari Syam yang dipimpin oleh Abdullah
al-Azhm Pasya adalah kekhawatiran sikap pengkhianatan Syarif Gholib yang bisa
saja bekerja sama dengan pasukan perang Syam untuk menyerang Sa'ud yang sedang
melaksanakan ibadah hajji. Jadi pelarangan tersebut bukan karena tanpa sebab,
atau karena jama'ah haji selain wahabi kafir dan musyrik.
Ketiga : Adapun perkataan idahram ((Lalu dengan
begitu senangnya dia (*ibnu Bisyr) berkata :
وَلَمْ يحجّ في هذه السنة أحد من أهل الشام ومِصر والعراق والْمَغرب وغيرهم إلا شرذمة قليلةٌ من أهل الْمَغرب لا اسمَ لَهُمْ
"Tidak seorang pun dari penduduk Syam,
Mesir, Irak, Maghrib (Maroko), dan negeri yang lain dapat berhaji pada tahun
ini, kecuali hanya segelintir orang penduduk Maghrib yang tidak dikenali"
(Unwan al-Majd jilid 1, hal 143)…))
Maka ini merupakan kedustaan yang nyata dan
dongeng yang dibuat oleh idharam. Sama sekali nulikan ini tidak ada dan tidak
ada kaitannya dengan peristiwa tahun 1221 H. Dan sangat nampak kedustaan dari
dongeng kreasi idahram ini karena disebutkan dalam dongeng tersebut bahwasanya
pada tahun 1221 Hijriyah tidak ada
seorangpun yang berhaji dari penduduk Syam, penduduk Mesir, penduduk
Maghrib dan penduduk negeri-negeri lainnya. Seakan-akan yang berhaji cuma Sa'ud
dan para pengikutnya saja. Ini bertentangan dengan cerita yang sesungguhnya,
karena yang dilarang masuk adalah rombongan haji dari negeri Syam yang dipimpin
oleh Abdullah al-'Azhm. Adapun jama'ah haji dari negeri-negeri yang lainnya
tidak dilarang oleh Sa'ud.
Sungguh memalukan idahram ini, suka berdongeng
tapi dongengannya ngawur, idahram hendak berdusta tapi Alhamdulillah ia tidak
pandai berdusta !!!
Demikianlah para pembaca yang budiman sekian
banyak kedustaan idahram yang sempat saya cek dan teliti, dan tentunya masih
banyak kedustaan-kedustaan yang ia lancarkan. Akan tetapi apa yang saya
sebutkan di atas sudah cukup untuk menjelaskan hakekat idahram sang pendongeng
anti wahabi !!!
Al-Jabarti rahimahullah menjelaskan bahwasanya
kaum wahabi pada dasarnya sama sekali tidak melarang jama'ah dari manapun untuk
melaksanakan ibadah haji. Akan tetapi kaum wahabi melarang rombongan haji dari
Syam dikarenakan mereka membawa sebuah bid'ah dalam rangkaian ibadah haji.
Bid'ah tersebut dikenal dengan bid'ah al-mahmal.
Bid'ah Mahmal adalah bid'ah yang biasa dilakukan
oleh orang-orang Turki dari dinasti Utsmaniyah, dimana mereka terbiasa setiap
tahun –melalui pembesar-pembesar mereka- mengirim sebuah onta yang memikul
kiswah ka'bah. Jadi mahmal adalah onta yang diletakan di atasnya keranda dan
dihiasi dengan beraneka ragam hiasan, dan mereka memposisikan onta tersebut di
bagian depan rombongan haji. Dan onta ini diring-iringi dengan seruling,
gendrang dan alat-alat musik yang tidak pantas dengan kesucian kota Mekah.
Mereka menjadikan acara ini adalah sunnah tahunan, bahkan sampai-sampai
sebagian orang awam menganggap bahwa seremonial mahmal ini merupakan salah satu
dari rangkaian ibadah haji. Mereka terlalu berlebih-lebihan dalam mengagungkan
onta ini, hingga sebagian masyarakat mengusap-ngusap onta tersebut dan
menciumnya untuk mencari keberkahan. (lihat
http://www.islamww.com/books/GoToPage50-108-30930-146.html)
Berikut penjelasan Al-Jabarti rahimahullah :
"Dan pada hari kamis tanggal 13 (Jumadil
akhir tahun 1221 H) sampailah rombongan dari swais, yang disertai dengan
al-mahmal, mereka memasukan al-mahmal dan mereka bawa dari kota Madinah. Di
belakangnya ada iringan gendang dan seruling. Di depannya para pembesar tentara
dan para putra Baasya, dan Musthofa Jawisy adalah pemandu safar tersebut.
Musthofa Jawisy telah mengabarkan kepadaku bahwasanya tatkala ia pergi ke Mekah
dan ada si Wahabi (*mungkin maksudnya adalah Amir Su'ud bin Abdil Aziz-pen) dan
ia bertemu dengan si wahabi. Maka si wahabi berkata kepadanya, "Adat
apakah ini yang kalian bawa dan kalian agungkan?". Si wahabi
mengisyaratkan kepada perkara mahmal/onta yang dihias. Maka Musthofa Jawisy berkata
kepadanya, "Sudah merupakan adat kebiasaan sejak dulu bahwa mereka
menjadikan mahmal tersebut sebagai tanda untuk berkumpulnya para jama'ah
haji". Si wahabi berkata, "Janganlah kalian melakukannya lagi setelah
ini, jika kalian tetap melakukannya maka akan aku hancurkan mahmal ini"
('Ajaaib al-Atsaar 4/28)
Al-Jabarti rahimahullah juga berkata :
"Diantara kejadian tahun ini (*bulan
dzulhijjah tahun 1223 H-pen) adalah berhentinya haji Syam dan Mesir dengan
beralasan bahwa si wahabi telah melarang orang-orang untuk melakukan haji. Akan
tetapi kenyataannya bukanlah demikian, karena si wahabi tidak melarang
seorangpun untuk datang berhaji dengan cara yang disyari'atkan. Ia hanyalah
melarang orang yang berhaji dengan cara yang menyelisihi syari'at berupa bid'ah-bid'ah
yang tdak diperbolehkan oleh syari'at, seperti bid'ah al-mahmal. Gendang, dan
seruling, serta memikul senjata. Dan telah sampai (ke Mekah) para jama'ah haji
dari maghrib dan mereka melaksanakan haji lalu kembali pada tahun ini dan juga
tahun sebelumnya, dan tidak ada seorangpun yang mengganggu mereka sama
sekali" ('Ajaaibul Atsaar 4/141)
Diterbitkan pada 25 November 2012
Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja
www.firanda.com
Disalin pada 22 Juni 2013
Untuk lebih lengkapnya (teks arabnya), bisa klik
sumbernya langsung, ada komentar dan diskusi juga di sana.
# muhammad
suriansyah 2012-11-25 08:21
ustadz bagaimana
jika dibuatkan buku bantahan saja agar kaum muslimin yg sudah terlanjur
terpengaruh buku dusta idarham maupun yg belum dapat mengetahui keadaan
sebenarnya. barakallah..... ..
# jamil 2012-11-27
05:35
Sudah ada Bukunya
mas, judulnya "SEJARAH BERDARAH SEKTE SYI'AH" ..Membongkar Koleksi
Dusta Syaikh Idahram.
Selamat
mencarinya...
# amar 2012-12-02
10:19
saya tanyakan pd
salah seorang syabab Nahdliyin tentang siapakah penulis ini maka dia memberikan
sebuah nama Marhadi Munayyar Lc, Ma, blognya
:http://makalah-artikel.blogspot.com/2007/11/melihat-profil-saya.html,
insya Allah sedikit
Infonya :
Nama : Marhadi
Muhayar
Tempat/tgl. lahir :
Bekasi, 10 Oktober 1975
Pendidikan :
-American Open
University Cairo, Fakultas Islamic Studies, Jurusan Ekonomi Islam.
-S2 Fakultas
Syari’ah, Jurusan Politik Islam, Universitas Studi Islam Karachi.
Pekerjaan:
- Muballigh/dai
- Mengajar/dosen
- Staf Jakarta
islamic Center
- Penerjemah
freeland buku-buku bahasa Arab.
Pengalaman &
Berorganisasi
-Ketua Bagian Bahasa
Tarbiyat-ul Mu’allimîn al-Islâmiyyah (TMI) Darul ‘Ulum, Bogor, Jawa Barat.
-Pembina Organisasi
Intra Sekolah Tarbiyat-ul Mu’allimîn al- Islâmiyyah (TMI) Darul ‘Ulum, Bogor,
Jawa Barat.
-Mengajar di MTs.
dan MA. Tarbiyat-ul Mu’allimîn al- Islâmiyyah (TMI) Darul ‘Ulum, Bogor, Jawa
Barat.
-Dewan Mabigus
(Majelis Pembimbing Gugus Depan) merangkap Sekretaris 1994-1995.
-Ketua Kajian Turats
Alumnus (KTA) Darul Ulum.
-Sekretaris
Persatuan Pelajar & Mahasiswa Indonesia (PPMI) Tanta Mesir, tahun
1996-1997.
-Ketua Umum
Persatuan Pelajar & Mahasiswa Indonesia (PPMI) Tanta Mesir, tahun
1997-1998.
-Ketua II Ikatan
Keluarga Pelajar & Mahasiswa At-Taqwa, Cairo, Mesir, tahun 1999-2000.
-Ketua II PPMI Mesir
2000-2001.
-Ketua Majelis
Permusyawaratan Organisasi (MPO) Keluarga
-Pelajar Jakarta
& Sekitarnya (KPJ) 20001-2002.
-Pemimpin Redaksi
(Pemred) Buletin GEMA Tanta Mesir.
-Sekjend ICMI Cairo
2002-2004.
-Direktur Wisma Nusantara
Kairo (dua periode).
-Dewan Konsultatif
Ikatan Keluarga Pelajar & Mahasiswa At-Taqwa (IKPMA) Mesir.
- Penerjemah
buku-buku Arab CV. Kuwais Kreasindo
- Penerjemah
buku-buku Arab Mumtaz Arabia.
Pengalaman Kursus :
Kursus jurnalistik ”
Indonesian Student Movement” Bogor tahun 1993-1994 + kursus jurnaslistik ICMI
Cairo 2003.
Kursus Komputer di
Indonesia dan Mesir.
Kursus Pembina
Pramuka Mahir Dasar (KMD) Lebak Bulus.
Beberapa kali kursus
kaderisasi dan kepemimpinan.
Pelatihan bisnis dan
management KBRI Mesir.
Pelatihan management
Zakat di Husein Syahatah Cente Cairo.
Pelatihan management
Wakaf di Shalah Kamil Center.
Dan lain-lain.
Kemampuan Personal :
Mahir mengetik
Latin.
Mahir mengetik Arab
Mengerti tentang
kesekretariatan.
Diposkan oleh
Marhadi Muhayar, Lc., M.A. (Silahkan menukil dengan menyebut sumbernya) di
18:57
ini saya langsung
copas dari blognya,
jadi Syaikh IDAHRAM
= Syaikh MARHADI,
# ibn hamid
2013-01-26 11:00
assalamualiakum ustadz,
semoga Allah selalu menjaga antum dan keluarga.
ana mau beritakan
menurut berita2 yg tersiar katanya idahram itu maksudnya marhadi?? apa benar?
karena penasaran
saya akhirnya saya telaah dari blog2 saudara dan info2 tentang marhadi ternyata
ada kecocokan juga.
yah walaupun ana ga
berani menuduh,tapi coba silahkan ustadz lihat video si H.Marhadi muhayar ini
>> http://www.youtube.com/watch?v=zL1MhLWjG44