BAB KETIGA
SALAFI WAHABI = KHAWARIJ??!!
Tatkala kaum yang hasad kepada kelompok Salafy
Wahabi sudah kehabisan hujah dan dalil untuk menjawab bantahan-bantahan kaum
Wahabi yang membongkar kedok kesesatan mereka, maka kaum yang hasad ini tidak
putus asa. Masih ada senjata yang bisa mereka gunakan untuk menjatuhkan kaum
wahabi… yaitu DUSTA !!!!., Hasad di dada mereka membuahkan penghasutan dan
provokasi masyarakat umum yang tidak mengerti akan hakekat dakwah Salafi
Wahabi.
Sudah terlalu banyak kedustaan yang saya temukan
pada kaum yang hasad kepada wahabi sebagaimana yang telah kami paparkan dalam
dua buku kami ("Ketika Sang Habib Dikritik", dan "Ketinggian
Allah di atas makhluknya" yang merupakan bantahan kepada sang pendusta Abu
Salafy).
Demikian pula tatkala muncul dan melejitnya buku
yang berjudul "Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi, Mereka membunuh
semuanya termasuk para ulama"….ternyata tidak ada dalil yang bisa ia
paparkan kecuali DUSTA.
Judul buku yang sangat provokatif ini mengesankan bahwa kaum Salafi
Wahabi adalah kaum yang bengis dan haus darah, hobi membunuh…., semua orang
mereka bunuh bahkan para ulama !!!!.
Untuk membenarkan dan melegalisasikan kesan dusta
ini maka sang penulis –Syaikh Idahram- berusaha mencap kaum salafi wahabi
sebagai kaum khawarij yang terkenal bengis. Bahkan ia dengan nekat memvonis
hadits-hadits tentang khawarij kepada kaum salafi wahabi.
Seseorang yang berpikiran jernih sedikit saja,
tentunya dengan serta-merta akan mengetahui kedustaan yang bodoh ini…
Kerajaan Arab Saudi –yang merupakan gudang dan
markaz kaum salafi wahabi-, apakah benar Kerajaan Arab Saudi sedemikian
bengisnya … suka menumpahkan darah??, suka membunuh bahkan membunuh para
ulama??!!. Apakah jika ada orang yang menyelisihi Kerajaan Arab Saudi
serta-merta langsung dibunuh???, apakah Kerajaan Arab Saudi hobi menumpahkan
darah jama'ah haji??!!
Ataukah sebaliknya…terlalu banyak sumbangsih
Kerajaan Arab Saudi terhadap kaum muslimin di penjuru dunia…., diantaranya
pelayanan jema'ah haji dari seantero dunia dengan berbagai madzhab dan aqidah
yang mereka bawa…, semuanya dilayani oleh Kerajaan Arab Saudi, tatkala terjadi
bencana alam di tanah air kita…?, bahkan di negeri-negeri islam..??
HAKEKAT KHAWARIJ
Khawarij…. Suatu sekte sesat yang menggambarkan
momok yang haus darah, hobi menumpahkan darah kaum muslimin. Apakah hakekat
sekte sesat ini???!!. Benarkah Kaum Salafi Wahabi adalah kaum khawarij yang
haus darah kaum muslimin??!!.
Para ulama yang menulis khusus tentang
firqoh-firqoh Islam telah menyebutkan secara specifik tentang aqidah Khawarij.
Abul Hasan Al-'As'ari (wafat 330 H) berkata
"Tentang perkara yang mengumpulkan
kelompok-kelompok khawarij:
Kelompok-kelompok Khawarij bersepakat dalam hal
pengkafiran Ali bin Abi Thoolib rahdiallahu 'anhu karena beliau menyerahkan
hukum (*kepada dua hakim-pen), dan mereka (kelompok-kelompok khawarij)
berselisih apakah kekufurannya tersebut merupakan kesyirikan ataukah bukan?
Dan mereka bersepakat bahwa seluruh dosa besar
merupakan kekufuran, kecuali kelompok An-Najdaat (*salah satu firqoh dari
pecahan firqoh-firqoh khawarij, yaitu merupakan pengikut seseorang yang bernama
Najdah bin 'Aamir-pen) karena kelompok An-Najdaat tidak mengatakan demikian.
Dan mereka bersepakat bahwasanya Allah ta'ala
meng'adzab para pelaku dosa besar yang abadi, kecuali kelompok An-Najdaat, para
pengikut Najdah (*bin 'Amir)" (Maqoolaat Al-Islaamiyiin wa ikhtilaaf
al-Musholliin 1/167-168, cetakan Al-Maktabah al-'Ashriyah Beirut)
Abdul Qoohir Al-Baghdaadi (wafat 429 H) berkata :
"Para ulama telah berselisih tentang perkara
apakah yang mengumpulkan (disepakati) oleh kelompok-kelompok khawarij yang
beraneka ragam sekte-sektenya. Al-Ka'biy dalam kitab maqolaat nya menyebutkan
bahwa yang mengumpulkan seluruh sekte-sekte khawarij adalah : Mengkafirkan Ali,
Utsman, dan dua Hakim, para peserta perang jamal dan seluruh yang ridho dengan
penyerahan hukum kepada dua hakim, dan juga pengkafiran karena pelanggaran
dosa, dan wajibnya khuruuj (memberontak) kepada pemimpin yang dzalim".
Syaikh kami Abul Hasan Al-Asy'ari berkata : Yang
mengumpulkan mereka adalah pengkafiran Ali, Utsman, para peserta perang Jamal,
dan hakim, dan siapa saja yang ridho terhadap penyerahan hukum kepada dua
hakim, atau membenarkan kedua hakim tersebut atau salah satu dari keduanya, dan
memberontak kepada penguasa yang dzalim"
Yang benar adalah yang disebutkan oleh Syaikh
kami Abul Hasan Al-Asy'ari dari mereka (khawarij). Al-Ka'biy telah keliru
tatkala menyebutkan bahwa kahwarij bersepakat akan kafirnya pelaku dosa, karena
sekte Khawarij An-Najdaat tidak mengkafirkan orang-orang yang melakukan dosa
dari orang-orang yang sepakat dengan mereka" (Al-Farqu baina Al-Firoq hal 73, cetakan
Maktabah Muhammad Ali Subaih, Mesir)
Ibnu Hazm (wafat 456 H) berkata :
"Barangsiapa yang sepakat dengan khawarij
dalam hal mengingkari penyerahan hukum (*kepada dua hakim), dan pengkafiran
para pelaku dosa besar, serta pendapat memberontak kepada para penguasa yang
dzalim, dan para pelaku dosa besar kekal di neraka, para penguasa boleh saja
dari selain quraisy maka dia adalah khawarij, meskipun ia menyelishi khawarij
pada perkara-perkara yang lain yang diperselisihkan oleh kaum muslimin. Dan
jika ia menyelisihi mereka pada perkara-perkara yang kami sebutkan maka ia
bukanlah khawarij" (Al-Fisol fi al-Milal wa al-Ahwaa' wa an-Nihal, tahqiq
DR Abdurrohim 'Umairoh, Daar Al-Jail, Beiruut, 2/270)
As-Syahristaani (wafat 548 H) berkata:
"Siapa yang memberontak kepada penguasa yang
sah yang telah disepakati oleh jama'ah maka dinamakan khariji, sama saja apakah
bentuk pemberontakan tersebut di zaman para sahabat, yaitu memberontak kepada
para khulafaa rasyidin, atau pemberontakan terjadi setelah itu, yaitu
memberontak kepada para tabi'in yang mengikuti para sahabat dengan baik, dan
juga memberontak kepada para penguasa di sepanjang zaman….
Dan Wa'iidiyah termasuk dalam khawarij, dan
merekalah yang menyatakan kafirnya pelaku dosa besar dan kekal di neraka"
(Al-Milal wa An-Nihal 1/132, Daar Al-Ma'rifah, Beiruut, Libanon, cetakan ke-3)
Kesimpulan
Dari perjelasan di atas dari para ulama ahli
sekte-sekte Khawarij maka dapat diketahui ada beberapa aqidah khusus yang
merupakan ciri khas sekte-sekte khawarij dan disepakati oleh seluruh
sekte-sekte khawarij. Aqidah-aqidah tersebut adalah :
Pertama : Mengkafirkan Ali dan dua hakim (yaitu
Abu Musa Al-'Asy'ari dan 'Amr bin Al-'Aash) radhialahu 'anhum
Kedua : Mengkafirkan para pelaku dosa besar
(kecuali sekte An-Najdaat tidak berpendapat demikian)
Ketiga : Mewajibkan memberontak kepada penguasa
yang dzalim.
Inilah aqidah khusus yang disepakati oleh seluruh
sekte-sekte khawarij. Dan tiga aqidah inilah yang telah dilakukan oleh khawarij
yang muncul pertama kali di zaman Ali bin Abi Tholib, (1) mereka telah
mengkafirkan Ali bin Abi Tholib serta sebagian sahabat, dan (2) alasan mereka
mengkafirkan karena mereka menganggap Ali bin Abi Tholib telah terjerumus dalam
dosa besar yaitu berhukum kepada selain Allah (karena Ali menyerahkan hukum
kepada dua hakim), dan barang siapa yang terjerumus dalam dosa besar menjadi
kafir menurut mereka, (3) sehingga jadilah mereka memberontak kepada
pemerintahan Ali bin Abi Tholib.
Dan sebagaimana pernyataan Ibnu Hazm rahimahullah
bahwasanya barangsiapa yang memiliki aqidah ini (sepakat dengan khawarij dalam
aqidah ini) meskipun ia menyelisihi khawarij dalam hal-hal yang lain maka ia
adalah seorang khawarij. Adapun jika ia menyelisihi aqidah-aqidah khusus
khawarij ini maka ia bukanlah khawarij sebagaimana ditegaskan oleh Ibnu Hazm di
atas.
Kesimpulan tentang 3 aqidah sekte khawarij ini ternyata disepakati oleh
DR Sa'id Aqil Siraj, beliau berkata di hal 13-15,
"Dari kelompok yang membunuh Khalifah Ali
inilah lahir kelompok yang disebut Khawarij. Kelompok ini memiliki prinsip (*1)
orang yang melakukan dosa besar satu kali dianggap kafir. Jadi, (*2) Ali,
Mu'awiyah, 'Amr bin Al-'Aash, Aisyah, Thalhah, Zubair dan sahabat Nabi Saw.
lainnya yang terlibat dalam perang saudara (Jamal dan Shifin) yang membunuh
sesama muslim dianggap kafir. Kelompok ini berkembang menjadi (*3) oposisi
pemerintah sepanjang masa"
Lantas dengan meninjau kesimpulan di atas, maka
marilah kita renungkan tentang kelompk Salafy Wahabi…, apakah mereka beraqidah
sebagaimana aqidah sekte khawarij sebagaimana yang dituduhkan oleh Idahram dan
didukung oleh DR Said Aqil Siraj???, Apakah kaum salafy wahabi beraqidah dengan
salah satu dari ketiga aqidah khawarij di atas??,
-
Apakah kaum salafy wahabi mengkafirkan Ali, Mu'awiyah, Aisyah, 'Amr bin
Al-'Aash, dan para sahabat yang ikut serta dalam perang jamal dan shifin??.
Ataukah mereka yang justru mejunjung tinggi para sahabat tersebut, dan membela
mereka habis-habisan, terutama sahabat Mu'awiyah dan Ummul Mukminin Aisyah yang
telah dikafirkan oleh kaum sekte sesat Syia'h ??!
- Apakah
kaum salafi wahabi mengkafirkan seorang muslim hanya dikarenakan satu dosa
besar yang dilakukan olehnya??!!, ataukah justru kaum salafy wahabi yang getol
membantah pemahaman takfiriyin yang hobi mengkafirkan pemerintah??. Apakah
pernah didapati kaum salafy wahabi yang mengkafirkan orang yang berzina?, atau
mencuri?, atau membunuh orang lain??!!!. Kalaupun kaum salafy wahabi
mengkafirkan maka yang mereka kafirkan adalah orang yang telah dinyatakan kafir
oleh Al-Qur'an dan As-Sunnah, itupun setelah ditegakkan hujjah dan penjelasan
kepadanya.
- Apakah
kaum salafy wahabi menyerukan untuk memberontak kepada pemerintah??!. Ataukah
justru kaum salafy wahabi yang senantiasa menyeru untuk taat kepada pemerintah
???. Barang siapa yang mengikuti kajian-kajian yang disampaikan oleh para dai
salafy maka ia akan paham bahwasanya kaum salafy sangat memerangi sikap oposisi
kepada pemerintah !!!!
Vonis Nekat dan Membabi Buta dari Idahram !!
Untuk menggolkan tuduhan dustanya terhadap Salafi
Wahabi –bahwasanya kaum wahabi adalah kaum yang haus darah dan hobi menumpahkan
darah kaum muslimin-, maka Syaikh Idahram berusaha –sekuat tenaga- untuk
mengklaim bahwa Salafi Wahabi adalah Khawarij !!!
Bahkan Idahram nekat untuk memastikan dan
memvonis bahwa kaum khawarij yang disebutkan oleh Nabi shallallahu alaihai wa
sallam dalam hadits-hadits yang banyak adalah mereka kaum Salafi Wahabi.
Syaikh Idahram membuat sebuah pembahasan yang
beliau beri judul :
"Hadis-Hadis Rasulullah Saw tentang Salafi
Wahabi", kemudian Syaikh Idahram berkata :
"Diantara tanda-tanda kebenaran akan
kenabian Rasulullah Saw adalah berita-berita gaib tentang masa depan, yang
Allah Swt bukakan untuk beliau. Oleh karena itu, kita mendapati ayat-ayat
Al-Qur'an penuh dengan kebenaran informasi itu, baik yang diberitakan secara
rinci maupun secara umum. Begitu juga dengan hadis-hadis Nabi Saw, tidak lepas
dari informasi-informasi gaib semacam itu.
Istimewanya lagi, hadis-hadis terkait salafi
Wahabi ini bukanlah hadis-hadis Ahad, melainkan hadis-hadis Mutawatir yang
diriwayatkan oleh kumpulan banyak sahabat Nabi Saw yang jujur dan terpercaya,
kepada kumpulan banyak sahabat lain atau tabi'in atau orang-orang setelahnya.
Artinya, tidak ada celah bagi kebohongan massal terkait hadis-hadis tersebut karena
begitu banyaknya perawi yang meriwayatkannya…..
Terlebih lagi-sebagai salah satu indikasi lain
akan kebenaran hadis-hadis tentang Salafi Wahabi ini-, hadis-hadis tersebut
ditulis pada abad ke-2 dan ke-3 Hijriyah, yang mana pada zaman itu masa depan umat
manusia tidak ada yang mengetahui dan tidak bisa diprediksi sama sekali. Bahkan
pada saat itu leluhur dan nenek moyang ke-10 Muhammad ibnu Abdul Wahab (pendiri
Salafi Wahabi) belum dilahirkan. Sehingga sangat mustahil jika hadis-hadis
tersebut ditulis secara sengaja berdasarkan pengetahuan mereka tentang Salafi
Wahabi, yang baru muncul 1200 tahun kemudian, yaitu di abad 18 Masehi/12
Hijriyah"
(Demikian perkataan Syaikh Idahram dalam bukunya
hal 139-140). Kemudian beliaupun menyebutkan hadits-hadits tentang firqoh
Khawarij, yang seluruh hadits-hadits tersebut ditujukan oleh Nabi kepada kaum
Salafi Wahabi –sebagai vonis Syaikh Idahram-.
Diantara pendukung paham Idahram adalah DR Aqil
Siraj yang memuji buku karya Idahram ini. Akan tetapi DR Said Aqil Siraj
–tidaklah nekat seperti Idahram dalam memvonis-, beliau tidak memvonis kaum
salafi wahabi sebagai kaum khawarij, meskipun beliau tetap menuduh adanya
kesamaan antara sekte khawarij dengan kaum salafi wahabi. Beliau berkata :
"Diantara kesimpulannya adalah, Salafi
Wahabi bukanlah Khawarij. Karena Khawarij muncul pada tahun ke 37 Hijriyah di
awal perkembangan Islam, sedangkan Salafi Wahabi baru hadir di abad-18 Masehi,
atau 1200 tahun setelah masa Rasulullah Saw. yang ditandai dengan dakwah Syaikh
Muhammad bin Abdil Wahab (w.1206 H/1792 M). Namun demikian, ada beberapa sisi
kesamaan"
(Demikianlah tutur beliau sebagai kata pengantar
emas terhadap buku Berdarah Sekte Salafi Wahabi karya Syaikh Idahram hal 16)
Hadits-hadits yang dijadikan dalil oleh Idahram
bahwasanya Khawarij yang dimaksud oleh Nabi adalah kaum Salafy Wahabi
Idahram berkata,
(("Adapun hadits-hadits Nabi Saw. yang
terkait dengan Salafy Wahabi dan memliki banyak kesamaan dengan ciri-ciri dan
sifat-sifat yang ada pada mereka, diantaranya adalah :
1.Waktu Kemunculan Mereka adalah "di Akhir
Zaman"
سَيَخْرُجُ قَوْمٌ فِي آخِرِ الزَّمَانِ أَحْدَاثُ الأَسْنَانِ سُفَهَاءِ الأَحْلاَمِ يَقُوْلُوْنَ مِنْ خَيْرِ قَوْلِ الْبَرِيَّةِ لاَ يُجَاوِزُ إِيْمَانُهُمْ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُوْنَ مِنَ الدِّيْنِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ فَأَيْنَمَا لَقِيْتُمُوْهُمْ فَاقْتُلُوْهُمْ فَإِنَّ فِي قَتْلِهِمْ أَجْرًا لِمَنْ قَتَلَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Di akhir zaman nanti akan keluar segolongan
kaum yang muda usianya, bodoh cara berpikirnya, mereka berbicara dengan sabda
Rasulullah, namun iman mereka tidak sampai melewati kerongkongan. Mereka keluar
dari agama Islam seperti anak panah tembus keluar dari (badan) binatang
buruannya. Apabila kamu bertemu dengan mereka maka bunuhlah mereka, karena
membunuh mereka mendapat pahala di sisi Allah pada hari kiamat" (HR
Al-Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, Ahmad, Nasa'i dan lainnya)
يَأْتِي فِي آخِرِ الزَّمَانِ قَوْمٌ حُدَثَاءُ الأَسْنَانِ سُفَهَاءُ الأَحْلاَمِ يَقُوْلُوْنَ مِنْ خَيْرِ قَوْلِ الْبَرِيَّةِ يَمْرُقُوْنَ مِنَ الإِسْلاَمِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ لاَ يُجَاوِزُ إِيْمَانُهُمْ حَنَاجِرَهُمْ فَأَيْنَمَا لَقِيْتُمُوْهُمْ فَاقْتُلُوْهُمْ فَإِنَّ قَتْلَهُمْ أَجْرٌ لِمَنْ قَتَلَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Akan datang di akhir zaman suatu kaum yang
muda usianya, bodoh cara berpikirnya dan berbicara dengan sabda Rasulullah.
Mereka keluar dari Islam seperti anak panah tembus keluar dari badan binatang
buruannya. Iman mereka tidak sampai melewati tenggorokannya. Maka apabila kamu
bertemu dengan mereka bunuhlah, karena membunuh mereka mendapat pahala di sisi
Allah pada hari kiamat' (HR Al-Bukhari, Muslim, dan lainnya)
Dari hadits di atas bisa kita ambil beberapa poin
tentang kaum tersebut, yaitu:
a.
Waktu kemunculannya ada "di akhir zaman"
Ini berarti keberadaan mereka tidak dekat dengan
zaman Rasulullah Saw., alias jauh. Lebih jelasnya, kaum/golongan yang dimaksud
dalam hadis ini bukan kaum khawarij ataupun kaum yang mengikuti Musailamah
Al-Kadzdzab. Sebab, kehadiran golongan khawarij ini masih di zaman sahabat Nabi
Saw., tepatnya di masa Khalifah Rasyidah ke-4, Imam Ali ibnu Abi Thalib, yakni
pada bulan safar tahun 37H. Begitu pula Musailamah al-Kadzdzab yang telah
muncul bahkan pada masa Nabi masih hidup.
Oleh karena itu, bisa dibenarkan bila Salafi
Wahabi masuk dalam kategori yang disitir oleh hadis di atas. Sebab ajaran
Salafi Wahabi baru muncul pada abad-18 Masehi, atau 1200 tahun setelah masa
Rasulullah Saw. Pendiri Salafy Wahabi, Muhammad bin Abdil Wahhab, pun baru
wafat pada tahun 1206 Hijriah/1792 Masehi."))
demikian pernyataan Idahram.
Bantahan terhadap igauan Idahram ini dari
beberapa sisi;
PERTAMA :
Kontradiksi Idahram dan DR Said Aqil Sirooj
Idahram nekat memvonis bahwa yang dimakasud oleh
Nabi dengan khawarij adalah kaum Salafi Wahabi. Ternyata hal ini bertentangan
dengan pernyataan DR Said Aqil Sirooj yang berkata, :
"Diantara kesimpulannya adalah, Salafi
Wahabi bukanlah Khawarij. Karena Khawarij muncul pada tahun ke 37 Hijriyah di
awal perkembangan Islam, sedangkan Salafi Wahabi baru hadir di abad-18 Masehi,
atau 1200 tahun setelah masa Rasulullah Saw. yang ditandai dengan dakwah Syaikh
Muhammad bin Abdil Wahab (w.1206 H/1792 M). Namun demikian, ada beberapa sisi
kesamaan"
Lantas mana yang kita benarkan?, kesimpulan Idahram
ataukah Sang Doktor??. Meskipun hingga saat ini kebingungan masih berkecamuk di
benak saya, kok bisa sang Doktor memberi pengantar kepada buku Idahram yang
banyak berisi kedustaan??, terlebih lagi kesimpulan sang Doktor bertentangan
dengan kesimpulan Idahram??!!.
KEDUA : Perhatikanlah pendalilan DR Said Aqil
Siroj yang menjadikan beliau berkesimpulan bahwa Salafy bukanlah Khawarij !!!,
beliau berkata, "Karena Khawarij muncul pada tahun ke 37 Hijriyah di awal
perkembangan Islam, sedangkan Salafi Wahabi baru hadir di abad-18 Masehi, atau
1200 tahun setelah masa Rasulullah Saw. yang ditandai dengan dakwah Syaikh
Muhammad bin Abdil Wahab (w.1206 H/1792 M)".
Ternyata DR Said tidak memahami makna "Akhir
Zaman", sebagaimana yang dipahami oleh idahram !!
KETIGA :
Igauan idahram ini menyelisihi pemahaman para sahabat yang meriwayatkan
hadits-hadits tentang khawarij, seperti Ali bin Tholib, Sahl bin Hunaif dan Abu
Sa'id Al-Khudri radhiallahu 'anhum. Tentunya para sahabat yang meriwayatkan
hadits-hadits tentang khawarij lebih paham tentang maksud Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam dari pada Idahram yang hanya bisa mengigau.
Sesungguhnya hadits-hadits yang mengabarkan bahwa
khawarij akan muncul di akhir zaman diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thoolib
radhiallahu 'anhu.
عن سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ قَالَ أَخْبَرَنِى زَيْدُ بْنُ وَهْبٍ الْجُهَنِىُّ : أَنَّهُ كَانَ فِى الْجَيْشِ الَّذِينَ كَانُوا مَعَ عَلِىٍّ رضي الله عنه الَّذِينَ سَارُوا إِلَى الْخَوَارِجِ فَقَالَ عَلِىٌّ رضي الله عنه : أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ : « يَخْرُجُ قَوْمٌ مِنْ أُمَّتِى يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَيْسَ قِرَاءَتُكُمْ إِلَى قِرَاءَتِهِمْ بِشَيْئ وَلاَ صَلاَتُكُمْ إِلَى صَلاَتِهِمْ بِشَيْئ وَلاَ صِيَامُكُمْ إِلَى صِيَامِهِمْ بِشَيْئ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ يَحْسَبُونَ أَنَّهُ لَهُمْ وَهُوَ عَلَيْهِمْ لاَ تُجَاوِزُ صَلاَتُهُمْ تَرَاقِيَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ الإِسْلاَمِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ لَوْ يَعْلَمُ الْجَيْشُ الَّذِينَ يُصِيبُونَهُمْ مَا قُضِىَ لَهُمْ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّهِمْ -صلى الله عليه وسلم- لاَتَّكَلُوا عن الْعَمَلِ وَآيَةُ ذَلِكَ أَنَّ فِيهِمْ رَجُلاً لَهُ عَضُدٌ وَلَيْسَ لَهُ ذِرَاعٌ عَلَى رأس عَضُدِهِ مِثْلُ حَلَمَةِ الثَّدْىِ عَلَيْهِ شَعَرَاتٌ بِيضٌ ». أَفَتَذْهَبُونَ إِلَى مُعَاوِيَةَ وَأَهْلِ الشَّامِ وَتَتْرُكُونَ هَؤُلاَءِ يَخْلُفُونَكُمْ فِى ذَرَارِيِّكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَاللَّهِ إِنِّى لأَرْجُو أَنْ يَكُونُوا هَؤُلاَءِ الْقَوْمَ فَإِنَّهُمْ قَدْ سَفَكُوا الدَّمَ الْحَرَامَ وَأَغَارُوا فِى سَرْحِ النَّاسِ فَسِيرُوا عَلَى اسْمِ اللَّهِ. قَالَ : سَلَمَةُ بْنُ كُهَيْلٍ : فَنَزَّلَنِى زَيْدُ بْنُ وَهْبٍ مَنْزِلاً مَنْزِلاً حَتَّى مَرَّ بِنَا عَلَى قَنْطَرَةٍ قَالَ فَلَمَّا الْتَقَيْنَا وَعَلَى الْخَوَارِجِ يومئذ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ الرَّاسِبِىُّ فَقَالَ لَهُمْ : أَلْقُوا الرِّمَاحَ وَسُلُّوا السُّيُوفَ مِنْ جُفُونِهَا فَإِنِّى أَخَافُ أَنْ يُنَاشِدُوكُمْ كَمَا نَاشَدُوكُمْ يَوْمَ حَرُورَاءَ قَالَ : فَوَحَّشُوا بِرِمَاحِهِمْ وَاسْتَلُّوا السُّيُوفَ وَشَجَرَهُمُ النَّاسُ بِرِمَاحِهِمْ - قَالَ - وَقَتَلُوا بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضِهِمْ . قَالَ : وَمَا أُصِيبَ مِنَ النَّاسِ يَوْمَئِذٍ إِلاَّ رَجُلاَنِ فَقَالَ عَلِىٌّ عَلَيْهِ رضي الله عنه : الْتَمِسُوا فِيهِمُ الْمُخْدَجَ فَلَمْ يَجِدُوا قَالَ : فَقَامَ عَلِىٌّ رضى الله عنه بِنَفْسِهِ حَتَّى أَتَى نَاسًا قَدْ قُتِلَ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ فَقَالَ : أَخِّرُوهُمْ فَوَجَدُوهُ مِمَّا يَلِى الأَرْضَ فَكَبَّرَ ثم قَالَ : صَدَقَ اللَّهُ وَبَلَّغَ رَسُولُهُ. فَقَامَ إِلَيْهِ عَبِيدَةُ السَّلْمَانِىُّ فَقَالَ : يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ وَاللَّهِ الَّذِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ لَقَدْ سَمِعْتَ هَذَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ : إِى وَاللَّهِ الَّذِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ حَتَّى اسْتَحْلَفَهُ ثَلاَثًا وَهُوَ يَحْلِفُ.
"Dari Salamah bin Kuhail berkata, Telah
mengabarkan kepadaku Zaid bin Wahb Al-Juhani bahwasanya ia termasuk pasukan
yang bersama Ali bin Abi Tholib yang pasukan tersebut berjalan menuju khawarij.
Maka Ali radhiallahu 'anhu berkakata, "Wahai pasukan, sesungguhnya aku
mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata : ((akan keluar
suatu kaum dari umatku mereka membaca Al-Qur'an, bacaan Al-Qur'an kalian tidak
ada apa-apanya dibandingkan bacaan Al-Qur'an mereka, demikian pula sholat
kalian dibandingkan sholat mereka, juga puasa kalian dibandingkan puasa mereka.
Mereka membaca Al-Qur'an, mereka menyangka bahwasanya al-Qur'an membela mereka,
padahal al-Qur'an membantah mereka. Sholat mereka tidak melebihi kerongkongan
mereka, mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah (tembus) keluar dari
(badan) binatang buruannya. Jika seandainya pasukan yang memerangi mereka
mengetahui pahala yang dijanjikan bagi mereka melalui lisan Nabi mereka
shallallahu 'alaihi wa sallam maka sungguh mereka akan mencukupkan bersandar
kepada pahala tersebut dari amalan (sholeh yang lain). Dan tandanya yaitu diantara mereka (khawarij)
ada seseorang lelaki (buntung) hanya memiliki lengan atas tanpa lengan bawah,
dan di ujung lengan atasnya ada seperti puting buah dada, padanya beberapa
helai rambut putih))
Maka apakah kalian pergi menuju Mu'awiyah dan
penduduk Syam lantas kalian meninggalkan mereka ini?, Mereka akan merampas
keturunan kalian dan membunuh mereka serta merampas dan merusak harta kalian.
Demi Allah aku sungguh benar-benar berharap jika mereka ini adalah kaum
khawarij, karena mereka telah menumpahkan darah yang haram, mereka telah
menyerang dan merusak hewan-hewan ternak masyarakat, maka berjalanlah kalian di
atas nama Allah.
Salamah bin Kuhail berkata, "Maka Zaid bin
Wahb menurunkan aku di tempat demi tempat, hingga akhirnya kami melewati sebuah
jembatan (*yaitu sekitar lokasi peperangan pasukan Ali dan khawarij), ia
berkata :
Tatkala kami bertemu khawarij, dan tatkala itu
khawarij dipimpin oleh Abdul Wahhab Ar-Roosibi, maka Alipun berkata kepada
pasukannya, "Lemparkanlah tombak-tombak kalian, keluarkanlah pedang-pedang
kalian dari sarungnya, karena sesungguhnya aku khawatir mereka akan meminta
perdamaian sebagaimana mereka meminta damai tatkala peristiwa Haruuroo' !!".
Maka merekapun melemparkan tombak-tombak mereka dari jauh dan terbentangkanlah
pedang-pedang mereka, dan pasukan Ali pun menikam mereka (khawarij) dengan
tombak-tombak mereka. Akhirnya mereka membunuh khawarij hingga mayat mereka
bertumpukan. Tidak ada dari pasukan Ali yang terluka kecuali hanya dua orang.
Maka Ali berkata, "Carilah si cacat (*yaitu lelaki buntung) !!". Akan
tetapi mereka tidak menemukannya. Maka Alipun lalu mencari sendiri, hingga
akhirnya ia mendatangi mayat-mayat (khawarij) yang bertumpukan, lalu ia
berkata, "Pindahkan mereka !". Merekapun mendapati si cacat tersebut
tergeletak di tanah, maka Ali pun bertakbir dan berkata, "Sungguh maha
benar Allah, dan Rasul Nya telah menyampaikan." Maka 'Ubaidah As-Salmani
mendatangi Ali lalu berkata, "Wahai amirul mukminin, demi Allah Dzat yang
tidak ada sesembahan melainkan Dia, apakah engkau telah mendengar ini dari
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?". Ali berkata, "iya, Demi
Allah Dzat yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia",
sampai 'Abidah meminta sumpah kepada Ali sebanyak tiga kali dan Ali pun
bersumpah sebanyak tiga kali" (HR Muslim no 1066)
Kisah di atas jelas menunjukkan bahwa Ali bin Abi
Tholib yang meriwayatkan hadits-hadits tentang khawarij, yang telah meriwayatkan
hadits bahwa khawarij muncul di akhir zaman, beliau telah memahami bahwa maksud
Nabi dengan kaum khawarij adalah kaum yang diperangi oleh Ali bin Abi Tholib.
Bahkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah menyebutkan tentang ciri-ciri
kaum khawarij yang dianjurkan untuk diperangi dan diberi ganjaran yang besar,
yaitu diantara pasukan khawarij ada seorang yang cacat yaitu buntung tangannya.
Karenanya Ali bin Tholib tidak memberikan
kesempatan kepada kaum khawarij untuk meminta perdamaian, akan tetapi beliau
langsung memerintahkan pasukannya menyerang dari arah jauh agar beliau dan
pasukannya mendapatkan ganjaran besar yang dijanjikan oleh Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam.
Igauan Idahram ini juga menyelisihi pemahaman sahabat Sahl bin Hunaif
yang meriwayatkan hadits tentang Khawarij.
عَنْ يُسَيْرِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ دَخَلْتُ عَلَى سَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ فَقُلْتُ حَدِّثْنِي مَا سَمِعْتَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فِي الْحَرُورِيَّةِ قَالَ أُحَدِّثُكَ مَا سَمِعْتُ لَا أَزِيدُكَ عَلَيْهِ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَذْكُرُ قَوْمًا يَخْرُجُونَ مِنْ هَاهُنَا وَأَشَارَ بِيَدِهِ نَحْوَ الْعِرَاقِ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنْ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنْ الرَّمِيَّةِ قُلْتُ هَلْ ذَكَرَ لَهُمْ عَلَامَةً قَالَ هَذَا مَا سَمِعْتُ لَا أَزِيدُكَ عَلَيْهِ
Dari Yusair bin 'Amr berkata, "Aku menemui Sahl bin Hunaif
(radhiallahu 'anhu) lalu aku berkata, "Sampaikanlah kepadaku hadits yang
engkau dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang
Haruriyah". Sahl berkata, Aku akan menyampaikan kepada engkau hadits yang
aku dengar dan aku tidak akan menambah-nambahi. Aku mendengar Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam menyebut suatu kaum yang keluar dari arah sini
-dan Nabi mengisyaratkan tangannya ke arah Iraq- mereka membaca Al-Qur'an akan
tetapi tidak melewati kerongkongan mereka, mereka keluar dari agama sebagaimana
keluarnya anak panah tembus dari badan hewan buruannya".
Aku (yaitu Yusair bin 'Amr) berkata, "Apakah
Nabi menyebutkan suatu tanda tentang mereka?", Sahl berkata, "Ini
yang aku dengar, aku tidak menambah-nambahinya" (HR Ahmad no 15977)
Al-Hafiz Ibnu Hajar berkata :
وفي هذا أن سهل بن حنيف صرَّح بأن الحرورية هم المراد بالقوم المذكورين في أحاديث هذين البابين
"Dan dalam hadits ini menunjukkan bahwasanya
Sahl bin Hunaif (radhiallahu 'anhu) menegaskan bahwasanya Al-Haruriyah (*yaitu
khawarij yang memberontak kepada Ali bin Abi Tholib) merekalah yang dimaksud
dengan kaum yang disebutkan dalam hadits-hadits pada dua bab ini" (Fathul
Baari 12/302), Maksud Ibnu Hajar yaitu hadits-hadits tentang khawarij yang
dibawakan oleh Imam Al-Bukhari dalam shahihnya dalam dua bab, yaitu bab قَتْلُ الْخَوَارِجِ وَالْمُلْحِدِيْنَ "Membunuh kaum khawarij dan
kaum mulhid" dan bab مَنْ تَرَكَ قِتَالَ الْخَوَارِجِ لِلتَّأْلِيْفِ "Orang yang tidak memerangi khawarij untuk
mengambil hati"
Ibnu Hajar juga menyatakan bahwa Abu Sa'id
Al-Khudri radhiallahu 'anhu juga menyatakan bahwa kaum khawarij yang dimaksudkan
oleh Nabi dalam hadits-haditsnya adalah khawarij haruriyah yang memberontak
kepada Ali bin Abi Tholib. (lihat Fathul Baari 12/302)
KEEMPAT : Para ulama yang menjelaskan tentang
makna sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang kemunculan khawarij
"Di akhir zaman" sepakat bahwa yang dimaksud oleh Nabi adalah
khawarij yang muncul di zaman Ali bin Abi Thoolib. Karenanya Ibnu Hajar –salah
seorang ulama besar madzhab Syafii- berkata:
"Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
((Akan keluar sebuah kaum di akhir zaman)), demikianlah lafal dalam riwayat
ini, dan juga dalam lafal hadits Abu Barzah di sunan An-Nasaai ((Keluar suatu
kaum di akhir zaman)), dan hal ini bisa jadi menyelisihi hadits (yang
diriwayatkan oleh) Abu Sa'iid Al-Khudri yang disebutkan dalam bab ini dan bab
setelahnya, karena konsekuensi dari hadits Abu Sa'id Al-Khudri bahwasanya
kahwarij muncul di masa khilafah Ali bin Abi Thhloib. Dan demikian juga
mayoritas hadits-hadits yang datang yang menjelaskan tentang perkara khawarij.
Ibnu At-Tiin menjawab akan hal ini bahwasanya
yang dimaksud dengan "zaman" di sini adalah zaman para sahabat. Akan
tetapi jawaban beliau ini ada kritikan. Karena akhir zaman para sahabat Nabi
adalah pada awal tahun 100 Hijriyah, padahal kaum khawarij telah muncul lebih
dari 60 tahun sebelum itu (*karena khawarij diperangi oleh Ali sekitar tahun 37
H-pen). Dan memungkinkan untuk dikompromikan bahwa yang dimaksud dengan
"akhir zaman" adalah "zaman khilafah nubuwwah". Karena
hadits Safinah yang dikeluarkan dalam kitab-kitab sunan dan juga shahih Ibnu
Hibbaan dan yang lainnya secara marfu' (Nabi bersabda) :
"Khilafah setelahku selama 30 tahun, setelah
itu jadilah kerajaan"
Dan kisah khawarij dan peperangan mereka di
Nahrowan terjadi di akhir-akhir masa kekhilafahan Ali yaitu 28 tahun setelah
wafatnya Nabi, yaitu 30 tahun dikurangi 2 tahun" (Fathul Baari 12/287)
Ibnu Hajar telah menjelaskan bahwasanya para
ulama tidak berselisih tentang bahwa yang dimaksud oleh Nabi dengan kaum
khawarij yang akan muncul di akhir zaman adalah kaum khawarij yang diperangi
oleh Ali bin Abi Tholib, sehingga akhirnya mereka menafsirkan lafal "Akhir
zaman" yaitu zamannya para sahabat atau zaman khilafah nubuwwah.
Adapun hadits Abu Sa'id Al-Khudri yang dimaskud
oleh Ibnu Hajar adalah sebagai berikut :
أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ الخُدْرِيَّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَقْسِمُ قِسْمًا، أَتَاهُ ذُو الخُوَيْصِرَةِ، وَهُوَ رَجُلٌ مِنْ بَنِي تَمِيمٍ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ اعْدِلْ، فَقَالَ: «وَيْلَكَ، وَمَنْ يَعْدِلُ إِذَا لَمْ أَعْدِلْ، قَدْ خِبْتَ وَخَسِرْتَ إِنْ لَمْ أَكُنْ أَعْدِلُ». فَقَالَ عُمَرُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، ائْذَنْ لِي فِيهِ فَأَضْرِبَ عُنُقَهُ؟ فَقَالَ: «دَعْهُ، فَإِنَّ لَهُ أَصْحَابًا يَحْقِرُ أَحَدُكُمْ صَلاَتَهُ مَعَ صَلاَتِهِمْ، وَصِيَامَهُ مَعَ صِيَامِهِمْ، يَقْرَءُونَ القُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ، يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ، يُنْظَرُ إِلَى نَصْلِهِ فَلاَ يُوجَدُ فِيهِ شَيْءٌ، ثُمَّ يُنْظَرُ إِلَى رِصَافِهِ فَمَا يُوجَدُ فِيهِ شَيْءٌ، ثُمَّ يُنْظَرُ إِلَى نَضِيِّهِ، - وَهُوَ قِدْحُهُ -، فَلاَ يُوجَدُ فِيهِ شَيْءٌ، ثُمَّ يُنْظَرُ إِلَى قُذَذِهِ فَلاَ يُوجَدُ فِيهِ شَيْءٌ، قَدْ سَبَقَ الفَرْثَ وَالدَّمَ، آيَتُهُمْ رَجُلٌ أَسْوَدُ، إِحْدَى عَضُدَيْهِ مِثْلُ ثَدْيِ المَرْأَةِ، أَوْ مِثْلُ البَضْعَةِ تَدَرْدَرُ، وَيَخْرُجُونَ عَلَى حِينِ فُرْقَةٍ مِنَ النَّاسِ» قَالَ أَبُو سَعِيدٍ: فَأَشْهَدُ أَنِّي سَمِعْتُ هَذَا الحَدِيثَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ قَاتَلَهُمْ وَأَنَا مَعَهُ، فَأَمَرَ بِذَلِكَ الرَّجُلِ فَالْتُمِسَ فَأُتِيَ بِهِ، حَتَّى نَظَرْتُ إِلَيْهِ عَلَى نَعْتِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِي نَعَتَهُ
Bahwaasanya Abu Sa'id Al-Khudri radhiallahu 'anhu
berkata :
"Tatkala kami bersama Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam dan beliau sedang membagi pembagian, datanglah Dzul
Khuwaishiroh, dan ia adalah seseorang dari Bani Tamim, lalu ia berkata,
"Wahai Rasulullah, berbuat adil-lah engkau!". Nabi berkata,
"Celaka engkau, siapa lagi yang adil jika aku tidak adil, sungguh engkau
telah merugi jika aku tidak adil". Lalu Umar berkata, "Wahai
Rasulullah izinkanlah aku untuk memenggal kepalanya?". Rasulullah berkata,
((Biarkanlah dia, karena sesungguhnya ia memiliki sahabat (*para
pengikutnya) yang salah seorang dari
kalian akan menyepelekan sholatnya dibandingkan sholat mereka, puasanya
dibandingkan puasa mereka. Mereka membaca Al-Qur'an akan tetapi tidak melewati
kerongkongan mereka, mereka keluar dari agama sebagaimana keluarnya anak panah
(menembus badan) hewan buruan. Dilihat kepada besi anak panah maka tidak
didapatkan apapun (*baik daging maupun darah binatang buruan-pen), kemudian di
lihat di belakang anak panah (*tempat diletakannya tali busur panah-pen) maka
tidak didapati sesuatupun, kemudian dilihat di batang anak panahnya maka tidak
didapatkan sesuatu, kemudian dilihat di bulu anak panah maka tidak didapatkan
sesuatupun, anak panah telah mendahului isi perut dan darah. Tanda mereka
adalah seseorang berkulit hitam, salah satu dari kedua lengan atasnya seperti
buah dada wanita atau seperti sepotong daging yang bergerak-gerak. Dan mereka
muncul tatkala terjadi perpecahan diantara manusia))
Abu Sa'id Al-Khudri berkata : Aku bersaksi
bahwasanya aku mendengar hadits ini dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam, dan aku bersaksi bahwsanya Ali bin Abi Tholib telah memerangi mereka
dan aku bersama beliau, lalu Ali memerintahkan untuk mencari lelaki tersebut,
lalu dicari dan didapatkanlah lelaki tersebut dan didatangkan lelaki tersebut,
hingga akupun melihatnya sebagaimana yang disifatkan oleh Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam" (HR Al-Bukhari no 3610)
KELIMA : Para ulama telah menyebutkan dalam
kaidah bahwasanya hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam saling
menafsirkan satu terhadap yang lainnya. Dalam hadits Ali bin Abi Tholib
disebutkan bahwasanya khawarij akan muncul di "akhir zaman", maka
kita menafsirkan makna "akhir zaman" ini dengan merujuk kepada lafal
hadits-hadits yang lain. Setelah memperhatikan lafal-lafal hadits-hadits yang
lain, baik yang juga diriwayatkan oleh Ali bin Abi Tholib maupun yang
diriwayatkan oleh para sahabat yang lain maka kita dapati bahwa maksud Nabi
dengan "akhir zaman" adalah akhir zaman sahabat atau akhir zaman
khilaafah nubuwwah –sebagaimana telah lalu penjelasan Al-Hafiz Ibnu Hajar-.
KEENAM :
Idahram berkata, "Ini berarti keberadaan mereka tidak dekat dengan
zaman Rasulullah Saw., alias jauh"
"Tidak dekat" atau "Jauh"
merupakan kata yang mengandung makna yang relatif dan nisbi. Akan tetapi
Idahram dengan nekatnya menentukan bahwa "jauh" maknanya hingga
munculnya gerakan dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, yaitu sekitar 12
abad sepeninggal Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Lantas kenapa dia tidak
memilih makna "jauh" atau "akhir zaman" yaitu pada
abad-abad sebelumnya atau sesudahnya??!!. Bukankah 4 abad atau 22 abad juga
jauh dari zaman Nabi??. Bahkan bukankah lafal "akhir zaman" juga bisa
berarti penghujung zaman menjelang hari kiamat??.
KETUJUH :
Para ulama ahli firqoh-firqoh Islam telah menyebutkan dalam buku-buku
mereka tentang firqoh-firqoh Khawarij. Silahkan para pembaca merujuk kepada
kitab-kitab berikut ini
-
Maqoolaat Al-Islaamiyin wa ikhtilaaf al-Musholliin karya Abul Hasan
Al-'Asy'ari
-
Al-Farqu baina Al-Firoq karya Abdul Qoohir Al-Baghdaadiy
-
Al-Fishol karya Ibnu Hazm Al-Andalusi
-
Al-Milal wa An-Nihal karya As-Syahristaani
Mereka semua telah menjelaskan tentang
sekte-sekte khawarij, bahkan Abdul Qohir Al-Baghdadi menyebutkan bahwasanya ada
20 sekte khawarij, diantaranya adalah sekte Al-Azaariqoh, sekte As-Sufriyah,
sekte An-Najdaat, dan sekte Al-'Ibaadiyah. Sebagian sekte-sekte ini masih terus
ada hingga zaman penulisan kitab para penulis di atas, yaitu keberadaan
Khawarij yang muncul sejak zaman Ali bin Abi Tholib terus masih ada
kelanjutannya dan tidak punah hingga zaman para penulis di atas.
Abdul Qoohir Al-Baghdaadi yang wafat pada tahun
429 H (abad ke lima) berkata dalam kitabnya Al-Farqu bainal Firoq
"Tatkala Najdah (*pendiri sekte khawarij
An-Najdaat) terbunuh maka jadilah sekte khawarij An-Najdaat terpecah menjadi 3
golongan, (1) golongan yang mengkafirkan Najdah…. (2) golongan yang memberi
udzur kepada Najdah atas perbuatannya, dan merekalah sekte An-Najdaat yang ada
pada hari ini" (Al-Farqu baina al-Firoq hal 90)
Bukankah abad ke 5 hijriyah juga termasuk jauh dari
zaman Nabi?, lantas kenapa Idahram memilih abad 12 sebagai waktu munculnya
khawarij?. Idahram berkata,
"Oleh karena itu, bisa dibenarkan bila
Salafi Wahabi masuk dalam kategori yang disitir oleh hadis di atas. Sebab
ajaran Salafi Wahabi baru muncul pa da abad-18 Masehi, atau 1200 tahun setelah
masa Rasulullah Saw. Pendiri Salafy Wahabi, Muhammad bin Abdil Wahhab, pun baru
wafat pada tahun 1206 Hijriah/1792 Masehi"
Bahkan bukankah sekte khawarij Ibadhiyah hingga
saat ini masih eksis di negara Oman?!!
KEDELAPAN : Dakwah Salafy Wahabi bukanlah muncul
sejak zaman Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab.
Idahram sendiri telah menyatakan bahwa dakwah
Salafi Wahabi adalah perpanjangan dari dakwah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
rahimahullah. Idahram berkata, "Pendiri Wahabi ini sangat mengagumi Ibnu
Taimiyyah, seorang ulama kontroversial yang hidup di abad ke-8 Hijriyah dan
banyak mempengaruhi cara berpikirnya" (Sejarah Berdarah… hal 27)
Bahkan sampai sering terdengar bahwa Ibnu
Taimiyyah adalah ulama wahabi, padahal Ibnu Taimiyyah wafat 4 abad sebelum
lahirnya Muhammad bin Abdil Wahhab.
Jika perkaranya demikian, lantas kenapa Idahram
tidak menyatakan bahwa gerakan Salafy Wahabi sudah muncul sejak abad ke-8
hijriyah??!!
Bukankah yang terpengaruh dengan dakwah Ibnu Taimiyyah
selain Muhammad bin Abdil Wahhab juga banyak dari kalangan para ulama??,
contohnya Ibnul Qoyiim, Imam Adz-Dzahabi As-Syafii, dan Imam Ibnu Katsir
rahimahulullah??? Apakah mereka semua juga adalah kaum salafi khawarij???!!
bersambung...
Diterbitkan pada 23 September 2012
Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja
www.firanda.com
Disalin pada 22 Juni 2013
Untuk lebih lengkapnya (teks arabnya), bisa klik
sumbernya langsung, ada komentar dan diskusi juga di sana.