Sabtu, 21 Desember 2013

Jawaban Untuk Media Takfiri yang Sedang Misuh-Misuh

Para ulama yang telah diundang oleh pemerintah Indonesia untuk berdialog dengan para narapidana terorisme telah pulang ke negerinya masing-masing, tetapi percikan-percikan api panas masih memancar dari kelompok yang tidak suka dengan kedatangan mereka.
Entah apa yang ada dibenak media-media pendukung aksi pengeboman atas nama jihad, sehingga rela menghabiskan waktunya untuk mengungkit-ungkit sesuatu yang semestinya tak layak diungkit.

www.gemaislam.com seolah menjadi sasaran hujatan utama mereka, kata dusta diulang berkali-kali diarahkan kepada situs ini, mungkin bertujuan agar kaum muslimin yakin bahwa situs ini adalah benar-benar pendusta.

Sebenarnya siapa yang pendusta?

Berawal dari sebuah berita yang dimuat oleh www.shoutussalam.com yang menceritakan bahwa Syaikh Ali Hasan Al Halabi marah-marah dalam dialog bersama narapidana teroris di Nusakambangan. Bukan hanya marah-marah, tetapi Syaikh Ali juga dituduh mengatakan kata “Anda Bodoh” kepada narapidana. Silahkan bisa baca disini http://www.shoutussalam.com/2013/12/kuliahnya-tak-laku-ali-hasan-al-halabi-misuh-misuh-di-nusa-kambangan/

Kemudian www.gemaislam.com memuat berita pelurusan dengan menukil laporan dari Abdullah Sammy, wartawan Republika yang ikut bersama rombongan ulama yang datang mengunjungi mereka. Silahkan para pembaca bisa melihat disini http://gemaislam.com/rubrik/aktualita/1718-usaha-pembela-aksi-terorisme-untuk-membunuh-karakter-syaikh-ali-hasan-al-halabi

Pada postingan berita di www.gemaislam.com itu jelas disebutkan bahwa yang marah-marah dan mengamuk hingga menggebrak meja adalah salah satu narapidana terorisme kepada Syaikh Najih Ibrohim. Disitu dijelaskan pula bahwa terpisah tempat dan kejadiannya dengan dialog yang dilakukan Syaikh Ali Hasan Al Halabi.

Karena Terburu-Buru, Mereka Emosi dan Akhirnya Salah Memahami

Tapi apa yang terjadi?, media-media pendukung napi terorisme itu justru menuduh bahwa www.gemaislam.com telah berdusta, katanya, menurut saksi yang ikut menghadiri jalannya diskusi antara Syaikh Ali Hasan Al Halabi dengan napi terorisme tak ada napi yang menggebrak meja dan tak ada pula wartawan. Silahkan para pembaca bisa melihatnya disini http://www.shoutussalam.com/2013/12/saksi-kedatangan-al-halabi-media-salafi-mazum-berdusta/ atau bisa dilihat juga disini http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2013/12/18/28195/saksi-bantah-kedustaan-media-salafi-soal-mujahidin-gebrak-meja/#sthash.YumkFhOG.dpbs

Perhatikan!

Sejak awal, www.gemaislam.com memberikan keterangan bahwa yang menggebrak meja dan marah-marah adalah narapidana yang sedang berdialog dengan Syaikh Najih Ibrohim, bukan yang dengan Syaikh Ali Hasan Al Halabi, tetapi kemudian media-media Takfiri salah memahami sehingga ngotot membawakan bukti bahwa narapidana yang berhadapan sengan Syaikh ali Hasan Al Halabi tak ada yang gebrak meja dan tak ada pula wartawan yang turut hadir dalam dialog itu.

Demikianlah, karena memang emosi mereka sudah berada di ubun-ubun sehingga tidak dapat memahami tulisan dengan baik. Semakin terlihat siapa yang sebenarnya misuh-misuh.

Siapa yang Sebenarnya Misuh-Misuh?

Dalam dialog antara Syaikh Ali Hasan Al Halabi dengan narapidana teroris pun ada pemelintiran berita, mereka mengatakan Syaikh Ali Hasan Al Halabi misuh-misuh karena kuliahnya tak laku.

Padahal yang misuh-misuh adalah sebaliknya, yaitu saat Aman Abdurrahman datang terlambat, mendapati Syaikh Ali Hasan Al Halabi duduk diatas kursi langsung protes sambil mengatakan, “Anta kal Muluk” kemudian terjadi perbincangan sedikit dan dia pergi meninggalkan majlis bersama dengan 3 orang kawannya.

Sebenarnya duduknya Syaikh AliHasan di kursi dengan sebab beliau sakit kaki dan sudah meminta izin hingga 2 kali kepada narapidana yang hadir dan mereka tidak mempermasalahkan. hanyasaja Aman Abdurrahman datang terlambat, tak tahu duduk perkaranya, langsung emosi dan akhirnya misuh-misuh. (bms)

- See more at: http://www.gemaislam.com/rubrik/aktualita/1754-jawaban-untuk-media-takfiri-yang-sedang-misuh-misuh#sthash.zGbDmlok.dpuf