INILAH BUKTI KEBAIKAN PEMERINTAH
SAUDI arabia “WAHABI” UNTUK SANTRI, PESANTREN & KYAI NU INDONESIA,
PALESTINA & MUSLIMIN DUNIA : Sambutan yang baik dari pemerintah Saudi
arabia terhadap tokoh-tokoh Nahdhatul Ulama (NU) yang sengaja datang untuk
mengkritik pemerintah Saudi Arabia
KEBAIKAN PEMERINTAH SAUDI UNTUK
KAUM MUSLIMIN DUNIA[1]
Al-Ustadz Sofyan Chalid bin Idham
Ruray hafizhahullah
ACEH–Arab Saudi menyerahkan
bantuan rumah sebanyak 167 unit kepada korban tsunami di Lanmo, Kabupaten Aceh
Jaya, Provinsi NAD, Kamis (6/11). Rumah tersebut tipe 45 masing-masing senilai
Rp 157 juta/unit.
Penyerahan dilakukan Dubes
Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia Abdurahman Muhammad Alkhayat kepada Asisten
II Pemerintah Aceh T Said Mustafa. Usai penyerahan rumah, termasuk sebuah
masjid di dalamnya, dubes meninjau komplek perumahan yang berlokasi di Lamno, Aceh
Jaya.ant/ya
——-
Pemerintah Kerajaan Arab Saudi
melalui lembaga The Saudi Charity Campaign (SCC) memberikan bantuan pemulihan
pasca tsunami untuk Aceh dengan total US$ 56 juta (sekitar
Rp.532.000.000.000-red) Aset bantuan yang diserahkan itu adalah rehabilitasi
Masjid Raya Baiturrahman, pengadaan air bersih dan pembangunan rumah bagi
korban tsunami. Banda Aceh, WASPADA Online
Pemerintah Kerajaan Arab Saudi
melalui lembaga The Saudi Charity Campaign (SCC) memberikan bantuan pemulihan
pasca tsunami untuk Aceh dengan total US$ 56 juta. Aset bantuan yang diserahkan
itu adalah rehabilitasi Masjid Raya Baiturrahman, pengadaan air bersih dan
pembangunan rumah bagi korban tsunami.
Direktur SCC Aceh, Najmi Abdullah
Nahdi menyampaikan itu, usai pembangunannya dan penyerahan secara resmi
sebagian aset bantuan kepada Pemerintah Aceh, di Masjid Raya Baiturrahman,
Banda Aceh, Selasa (15/1).
—————-
Sebuah masjid nampak berdiri
kokoh bila anda melewati jalan raya Ponorogo – Pacitan. Masjid Al-Jamaah kini
telah menjadi tampak lebih indah dari sebelumnya, masjid yang teletak di desa
Nailan ini telah menjalani renovasi panjang. Tampilan dan bentuk bangunannya
modern, untuk anda yang sering melewati jalan raya Nailan jangan kaget,
tepatnya 100 meter dari pertigaaan menuju Pondok Modern Arisalah, WOW, sekarang
sudah MEGAH dan Indah.——-
Konstruksi bangunan mirip masjid
di Saudi Arabia, hal ini dikarenakan adanya seorang Syeh dari Saudi Arabia
menyisihkan sebagian hartanya untuk pembangunan masjid kebanggaan warga Desa
Nailan (khususnya Nailan Utara). Syeh Abdurrahman Al-Bahran, beliau telah
memberikan sebuah Masjid yang Indah.
Dalam pembangunan Masjid
tersebut, Syeh juga membangun beberapa masjid serupa di kota lain. Menurut salah satu asistennya
kemarin, Beliau banyak membangun masjid di beberapa Kota di Jawa Timur.
Sedangkan untuk pembiayaan pembangunan, Beliau tidak memberikan jumlah yang
pasti. Menurut perkiraan saya dilihat dari bahan dan bentuk masjid, pembangunan
masjid ini mencapai 300 Jutaan.
Dalam kunjungannya di Masjid
Al-Jamaah, Beliau juga memberikan Kitab Suci Al-Quran sebanyak kurang lebih 60
buah. Semuanya di bawa langsung dari Negeri Saudi Arabia .
—————
Sejak UII menjalin kerjasama luar
negeri dengan pemerintah Arab Saudi pada tahun 2004, secara berkala pemerintah
Arab Saudi memberikan bantuan buku reference untuk Perpustakaan Pusat UII.
Selain buku-buku mushab Islam, juga buku-buku psikologi, hukum, ekonomi,
teknik, dan buku kedokteran dengan nilai milyaran rupiah. Buku tersebut
ditempatkan pada salah satu ruang perpustakaan pusat UII yang diberi nama Pojok
Pustaka dan Budaya Arab Saudi. Diharapkan buku-buku tersebut dapat dimanfaatkan
secara maksimal oleh sivitas akademika UII, bahkan bisa pula dimanfaatkan oleh
perguruan tinggi Islam lainnya di Yogyakarta .
Wujud dari intensitas hubungan
kerjasama tersebut, pada Senin 27 April 2009 Direktur Bidang Pendidikan
pemerintah Arab Saudi Dr. Ibrahim bin Abdillah Al Audah, Dr. Ibrahim bin
Sulaiman An-Nugaimisi Direktur Atase Agama Islam Kedutaan Besar Arab Saudi di
Jakarta, berserta rombongan yang berjumlah delapan orang berkunjung ke
Universitas Islam Indonesia diterima oleh rektor Prof. Dr. H. Edy Suandi Hamid,
M.Ec. beserta beberapa pimpinan fakultas di lingkungan UII bertempat di Gedung
Prof. Dr. Sardjito, Kampus Terpadu. Selain bantuan buku, pemerintah Arab Saudi
juga memberikan bantuan untuk pembangunan sekitar 20 masjid di Yogyakarta yang
penyalurannya dilakukan oleh Pusat Da’wah dan Pelayanan Masyarakat Fakultas
Ilmu Agama Islam UII. Beberapa masjid yang selesai dibangun antara lain di
Maguwo dan Plumbon, Ngaglik, telah diresmikan oleh rektor Prof. Dr. H. Edy
Suandi Hamid, M.Ec. beberapa waktu yang lalu.
——————-
Menag Resmikan Masjid Bantuan
Saudi Arabia di STAIN Palu
Palu,26/8(Pinmas)–Menteri Agama
Muhammad Maftuh Basyuni meresmikan penggunaan Masjid Al-Abrar di kompleks
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Dato Karama Palu, Sulawesi
Tengah,Selasa (26/8), yang dibangun menggunakan dana bantuan pemerintah Arab
Saudi tahun 2007 senilai Rp900 juta.
Masjid yang diresmikan tersebut
berlantai dua dengan ukuran sekitar 800 m2 dan mampu menampung 1.000 jemaah
untuk sholat.
Turut menyaksikan peresmian
masjid di Palu pada hari Selasa itu, antara lain Atase Agama Kedutaan Besar
Arab Saudi di Jakarta Ibrahim bin Sulaiman Al-Ghuaimsyi, Gubernur Sulawesi
Tengah HB Paliudju, dan Ketua STAIN Dato Karama H. Surdiman Rais.
———————-
Kementerian wakaf dan urusan
agama Islam Saudi Arabia menyebutkan akan
membangun empat mesjid di empat kampus besar di Indonesia
Iqna merilis dari surat kabar Al
Madinah yang terbit di Arab Saudi, bahwa Syaikh Saleh bin Abdul Aziz Al Syaikh,
menteri Wakaf dan urusan Islam menyebutkan akan membangun empat mesjid di
Universitas Islam Alaudin, Universitas Hasanudin Makassar, Universitas
Indonesia Jakarta dan Universitas Sumatera Utara.
Pembangunan yang berjumlah 1 juta
dolar ini akan dikhususkan 650 ribu darinya untuk Mesjid Arif Rahman Hakim yang
akan dibangun di UI Jakarta dan sudah mulai dikerjakan.
Sedangkan untuk UIN Alaudin
Makassar sudah rampung 50 % dan akan menelan biaya 90 ribu dolar Amerika.
Beliau juga menyebutkan, bahwa
telah mengucurkan dana untuk membangun dua pusat kebudayaan dan perpustakaan di
dua kota di Jawa, salah satunya di UIN Malang .
Untuk proyek kedua ini dikucurkan
dana 100 ribu dolar yang berbentuk buku-buku berbahasa Arab dan Inggris,
tambahnya. (iqna).
Sebetulnya di dalam buku Sejarah
Berdarah ini juga sudah terdapat kontradiksi. Di satu sisi saudara Idahram
berusaha mencitrakan pemerintah Saudi
Arabia sebagai pemerintah yang sadis dan
ganas layaknya Nazi Jerman yang dipimpin Hitler, bahkan lebih kejam dari
Hitler.
Namun di sisi lain, dia mengakui
fakta-fakta akan pemuliaan dan penghormatan Kerajaan Saudi Arabia terhadap kaum
muslimin.
Buktinya, sambutan yang baik dari
pemerintah Saudi terhadap tokoh-tokoh Nahdhatul Ulama (NU) yang sengaja datang
untuk mengkritik pemerintah Saudi. Tidak sedikit pun ada usaha dari pemerintah
Saudi untuk mencelakakan apalagi membunuh para delegasi yang jelas-jelas aqidah
dan amaliah mereka berbeda dengan apa yang diyakini dan diamalkan oleh
pemerintah Saudi, malah kritikan mereka dalam masalah amaliah mazhab diterima
dengan baik oleh pemerintah Saudi. Dengan jujur[2] saudara Idahram berkata,
“Utusan para ulama pesantren,
alhamdulillah, berhasil dan diterima dengan baik oleh penguasa Saudi. Raja
Saudi menjamin kebebasan amaliah dalam mazhab empat di Tanah Haram dan tidak
ada penggusuran makam Nabi Muhammad Saw. (shallallahu ‘alaihi wa sallam, pen).”
(Sejarah Berdarah…, hal. 138)
Kebaikan pemerintah Saudi
terhadap kaum muslimin dunia sudah tidak terhitung jumlahnya, termasuk Indonesia .
Ratusan masjid dibangun oleh
pemerintah maupun yayasan sosial yang mengumpulkan dana dari masyarakat Saudi
serta santunan fakir miskin dan pembuatan sumur-sumur sebenarnya sudah sangat
banyak. Hanya saja jarang diekspos oleh media.
Pemerintah Saudi juga membuka
cabang universitas Muhammad bin Su’ud di Jakarta untuk kaum muslimin Indonesia .
Sampai saat ini, saya tidak tahu ada sekolah di Indonesia
yang dibangun oleh pemerintah mana pun di dunia ini dengan menyewa dua buah
gedung besar dan mewah untuk kaum muslimin di Indonesia secara gratis. Bukan
hanya itu, para mahasiswa juga digaji, buku-buku diberikan secara gratis,
asrama juga gratis. Para santri dan pengajar
pesantren-pesantren NU juga banyak yang sekolah di sini, menikmati fasilitas
yang diberikan pemerintah Saudi.
Cabang universitas Muhammad bin
Su’ud ini juga terdapat di negeri-negeri lain. Di dalam negeri Saudi sendiri,
saat ini ada ribuan pelajar muslim dari seluruh dunia, termasuk anak-anak
bangsa Indonesia ,
bahkan tidak sedikit santri-santri NU. Mereka belajar secara gratis plus digaji
oleh pemerintah Saudi.
Ketika terjadi Tsunami Aceh dan
Sumatera Utara, negara Barat gembar-gembor di media massa mengumumkan sumbangan-sumbangan mereka,
padahal nilainya juga tidak terlalu besar, itu pun ternyata sebagian besarnya
berupa pinjaman. Diam-diam pemerintah Saudi hampir tidak terekspos oleh media
(entah sengaja atau tidak?!), telah mengirim pesawat-pesawatnya ke Aceh yang
mengangkut berbagai macam bantuan. Beberapa media ketika itu menginfokan,[3]
“Rakyat dan pemerintah Arab Saudi
menyumbang US$530 juta (sekitar Rp. 4,8 triliun) untuk korban gempa dan
gelombang tsunami di Aceh dan Sumatra Utara. Semua sumbangan itu berbentuk
hibah. Dari total hibah itu, sebesar US$280 juta berupa uang tunai yang terdiri
dari sumbangan masyarakat sebesar US$30 juta. Sementara US$250 juta sisanya
berbentuk makanan, obat-obatan, selimut, dan alat-alat kedokteran.”
“Semua sumbangan itu merupakan
hibah (pemberian), bukan utang yang harus dibayar. Sumbangan berupa hibah ini
tentu saja lebih baik daripada sumbangan yang berupa utang. Karena utang ini di
kemudian hari akan menjadi beban masyarakat Indonesia . Meskipun utang itu
bersifat pinjaman lunak (soft loan), rakyat Indonesia tetap harus membayarnya,”
ungkap salah seorang tokoh.”
Adakah bantuan Saudi untuk
Palestina?
Benarkah tuduhan dusta lagi keji
yang dihembuskan
saudara Idahram bahwa Saudi
bekerjasama dengan Inggris hingga
Palestina berhasil dicaplok
Yahudi?
Jawabannya, kenyataan yang ada
sangat bertolak belakang dengan tuduhan dusta tersebut. Ketika hizbiyyun masih
sibuk berdemo untuk Palestina dan mengkritik fatwa ulama Saudi akan haramnya
demo, pemerintah Saudi dan masyarakatnya telah mengumpulkan dana dalam jumlah
yang sangat besar untuk Palestina. Media menginfokan,
“Raja Arab Saudi pada Senin
mengumumkan sumbangan senilai satu miliar dolar AS bagi pembangunan kembali Gaza yang digempur secara
ofensif oleh Yahudi selama beberapa pekan. ‘Atas nama rakyat Saudi, saya
umumkan sumbangan sebesar 1 miliar dollar bagi program pembangunan kembali Gaza ,’ kata Raja Saudi
pada pembukaan konferensi tingkat tinggi Arab di Kuwait.”
Ketika Amerika Serikat menekan
Saudi untuk memboikot pemerintahan Palestina dengan tidak memberi bantuan,
media memberitakan,
“Arab Saudi menegaskan bahwa
mereka akan tetap melanjutkan pemberian bantuan dana yang jumlahnya sekitar 15
juta dollar AS tiap bulannya untuk pemerintah Palestina.”
Media lain menginfokan sumbangan
seorang pengusaha,
“Seorang pengusaha Saudi yang
menolak untuk disebutkan identitasnya ini- pada hari Senin, sumbangkan 25 juta
Riyal untuk membantu rakyat Gaza.”
KEBAIKAN ULAMA SAUDI UNTUK KAUM
MUSLIMIN DUNIA
Bukan hanya pemerintahnya yang
berusaha membantu Palestina, para ulama di Saudi pun mengeluarkan fatwa sebagai
dorongan kepada masyarakat dan kaum muslimin di seluruh dunia untuk ikut
membantu. Inilah fatwa ulama yang dituduh secara dusta dan keji oleh saudara
Idahram, bahwa mereka telah bersekongkol dengan Yahudi untuk merebut Palestina.
Fatwa Lembaga Resmi Untuk Fatwa
Kerajaan Saudi Arabia Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Buhuts Al-‘Ilmiyyah wal Ifta’
tentang Masalah Palestina
“Segala puji hanyalah milik Allah
Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi
dan rasul yang paling mulia, nabi kita Muhammad dan kepada keluarga beliau
beserta para shahabatnya dan ummatnya yang setia mengikutinya sampai akhir
zaman. Wa ba’da;
Sesungguhnya Lajnah Da’imah Lil
Buhuts Al ‘Ilmiyah wal Ifta’(Dewan Tetap Untuk Penelitian Ilmiyah dan Fatwa) di
Kerajaan Saudi Arabia mengikuti (perkembangan yang terjadi) dengan penuh
kegalauan dan kesedihan akan apa yang telah terjadi dan sedang terjadi yang
menimpa saudara-saudara kita muslimin Palestina dan lebih khusus lagi di Jalur
Gaza, dari angkara murka dan terbunuhnya anak-anak, kaum wanita dan orang-orang
yang sudah renta, dan pelanggaran-pelanggaran terhadap kehormatan, rumah-rumah
serta bangunan-bangunan yang dihancurkan dan pengusiran penduduk. Tidak
diragukan lagi ini adalah kejahatan dan kedzaliman terhadap penduduk Palestina.
Dan dalam menghadapi peristiwa
yang menyakitkan ini wajib atas umat Islam berdiri satu barisan bersama
saudara-saudara mereka di Palestina dan bahu membahu dengan mereka, ikut
membela dan membantu mereka serta bersungguh-sungguh dalam menepis kedzaliman
yang menimpa mereka dengan sebab dan sarana apa pun yang mungkin dilakukan
sebagai wujud dari persaudaraan seagama dan seikatan iman.
Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang
beriman itu bersaudara”. (QS. Al Hujurat: 10)
dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala
juga berfirman,
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ
بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ
“Orang-orang mukmin laki-laki dan
orang-orang mukmin perempuan sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang
lain”. (QS. At-Taubah: 71)
dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa
sallam bersabda, “Seorang mukmin bagi mukmin yang lain adalah seperti sebuah
bangunan yang saling menopang, lalu beliau menautkan antar jari-jemari (kedua
tangannya)”. (Muttafaqun ‘Alaihi)
dan beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa
sallam juga bersabda, “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih
sayang, kecintaan dan kelemah-lembutan diantara mereka adalah bagaikan satu
tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan
sakit dan tidak bisa tidur”.(Muttafaqun ‘Alaihi)
dan beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa
sallam juga bersabda, “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia
tidak mendzalimi saudaranya, tidak menipunya, tidak memperdayanya dan tidak
meremehkannya”. (HR. Al-Imam Muslim)
Dan pembelaan bentuknya umum
mencakup banyak aspek sesuai kemampuan sambil tetap memperhatikan keadaan,
apakah dalam bentuk benda atau suatu yang abstrak dan apakah dari awam muslimin
berupa harta, makanan, obat-obatan, pakaian, dan yang lain sebagainya.
Atau dari pihak pemerintah Arab
dan negeri-negeri Islam dengan mempermudah sampainya bantuan-bantuan kepada
mereka dan mengambil posisi dibelakang mereka dan membela
kepentingan-kepentingan mereka di pertemuan-pertemuan, acara-acara, dan
musyawarah-musyawarah antar negara dan dalam negeri. Semua itu termasuk ke
dalam bekerjasama di atas kebajikan dan ketakwaan yang diperintahkan di dalam
firman-Nya:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ
وَالتَّقْوَىٰ
“Dan bekerjasamalah kalian di
atas kebajikan dan ketakwaan”. (QS. Al Ma’idah: 2)
Dan termasuk dalam hal ini juga,
menyampaikan nasihat kepada mereka dan menunjuki mereka kepada setiap kebaikan
bagi mereka. Dan diantaranya yang paling besar, mendoakan mereka pada setiap
waktu agar cobaan ini diangkat dari mereka dan agar bencana ini disingkap dari
mereka dan mendoakan mereka agar Allah Subhanahu wa Ta’ala memulihkan keadaan
mereka dan membimbing amalan dan ucapan mereka.
Dan sesungguhnya kami mewasiatkan
kepada saudara-saudara kami kaum muslimin di Palestina untuk bertakwa kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bertaubat kepada-Nya, sebagaimana kami
mewasiatkan mereka agar bersatu di atas kebenaran dan meninggalkan perpecahan
dan pertikaian, serta menutup celah bagi pihak musuh yang memanfaatkan
kesempatan dan akan terus memanfaatkan (kondisi ini) dengan melakukan tindak
kesewenang-wenangan dan pelecehan.
Dan kami menganjurkan kepada
semua saudara-saudara kami untuk menempuh sebab-sebab agar terangkatnya
kesewenang-wenangan terhadap negeri mereka sambil tetap menjaga keikhlasan
dalam berbuat karena Allah Ta’ala dan mencari keridha’an-Nya dan mengambil
bantuan dengan kesabaran dan shalat dan musyawarah dengan para ulama dan
orang-orang yang berakal dan bijak disetiap urusan mereka, karena itu semua
potensial kepada taufik dan benarnya langkah.
Sebagaimana kami juga mengajak
kepada orang-orang yang berakal di setiap negeri dan masyarakat dunia
seluruhnya untuk melihat kepada bencana ini dengan kacamata orang yang berakal
dan sikap yang adil untuk memberikan kepada masyarakat Palestina hak-hak mereka
dan mengangkat kedzaliman dari mereka agar mereka hidup dengan kehidupan yang
mulia. Sekaligus kami juga berterima kasih kepada setiap pihak yang
berlomba-lomba dalam membela dan membantu mereka dari negara-negara dan
individu.
Kami mohon kepada Allah dengan
nama-nama-Nya yang husna dan sifat-sifat-Nya yang tinggi untuk menyingkap
kesedihan dari ummat ini dan memuliakan agama-Nya dan meninggikan kalimat-Nya
dan memenangkan para wali-Nya dan menghinakan musuh-musuh-Nya dan menjadikan
tipu daya mereka boomerang bagi mereka dan menjaga ummat Islam dari
kejahata-kejahatan mereka, sesungguhnya Dialah Penolong kita dalam hal ini dan
Dzat Yang Maha Berkuasa. Dan shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah
kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga serta shahabatnya dan ummatnya
yang mengikuti beliau dengan baik sampai hari kiamat.
Sumber:
http://ahlussunnah-jakarta.com/artikel_detil.php?id=282,
diterjemahkan dari
http://www.sahab.net/home/index.php?threads_id=152
Bantuan kepada kaum muslimin di
berbagai penjuru dunia oleh ulama Saudi bukan sekedar fatwa belaka, namun
benar-benar diamalkan oleh para ulama tersebut. Diantaranya dalam kisah-kisah
berikut.
Keteladanan Mufti Saudi Arabia dan Ketua Umum Rabithah Al-‘Alam Al-Islami di Masanya,
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah
Ali bin Abdullah Ad-Darbi
menceritakan:
“Ada satu kisah yang sangat
berkesan bagiku, pernah suatu saat berangkatlah empat orang dari salah satu
lembaga sosial di Kerajaan Saudi Arabia ke pedalaman Afrika untuk mengantarkan
bantuan dari pemerintah negeri yang penuh kebaikan ini, Kerajaan Saudi Arabia.
Setelah berjalan kaki selama
empat jam dan merasa capek, mereka melewati seorang wanita tua yang tinggal di
sebuah kemah dan mengucapkan salam kepadanya, lalu memberinya sebagian bantuan
yang mereka bawa.
Maka berkatalah sang wanita tua,
‘Dari mana asal kalian?’
Mereka menjawab, ‘Kami dari
Kerajaan Saudi Arabia ’.
Wanita tua itu lalu berkata,
‘Sampaikan salamku kepada Syaikh Bin Baz’.
Mereka berkata, ‘Semoga Allah
merahmatimu, bagaimana Syaikh Bin Baz tahu tentang Anda di tempat terpencil
seperti ini?’
Wanita tua menjawab, ‘Demi Allah,
Syaikh Bin Baz mengirimkan untukku 1000 Riyal setiap bulan, setelah aku
mengirimkan kepadanya surat permohonan bantuan, setelah aku memohon kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala’.”
Sumber:
http://nasihatonline.wordpress.com/2010/07/04/155/,
dari Koran Al-Madinah, no. 13182
Salah seorang murid Syaikh bin
Baz rahimahullah pernah bercerita,
“Pada suatu malam, ketika Syaikh
bin Baz rahimahullah sedang shalat tahajjud, tiba-tiba terdengar suara orang
yang melompat ke rumahnya, maka Syaikh pun membangunkan anak-anaknya untuk
melihat apa yang terjadi, dan beliau tetap melanjutkan shalatnya. Setelah
beliau shalat, barulah anak-anaknya mengabari bahwa telah ditangkap seorang
pencuri, dia adalah seorang pekerja dari Pakistan . Lalu Syaikh minta pencuri
itu dihadirkan ke hadapannya.
Pertama sekali yang beliau
lakukan adalah membangunkan tukang masak dan memasakkan makanan untuknya,
setelah si pencuri makan sampai kenyang, beliau memanggilnya dan berkata,
‘Kenapa engkau melakukan ini?’
Pencuri menjawab,
‘Ibuku di Pakistan saat ini
sedang dirawat di rumah sakit dan membutuhkan biaya 10.000 Riyal, sedang saya
hanya memiliki 5.000 Riyal, maka saya hanya mau mencuri 5.000 Riyal.’
Maka Syaikh menghubungi salah
seorang muridnya yang berasal dari Pakistan untuk mencari kebenaran
akan perkataan si pencuri. Pada hari berikutnya, Syaikh telah mendapatkan kebenaran
atas pengakuan si pencuri. Beliau pun memberikan kepadanya bantuan sebesar
5.000 Riyal dan menambah lagi 5.000 Riyal dengan anggapan, kemungkinan dia
membutuhkannya, maka total bantuan Syaikh kepadanya sebesar 10.000 Riyal.
Singkat cerita, pencuri ini kemudian menjadi murid Syaikh dan selalu menyertai
beliau sampai wafatnya.”
Disarikan dari ceramah,
“Maqaathi’ Muatstsiroh; Ibnu Baz rahimahullah Ma’a As-Sariq.”
Abdullah bin Muhammad Al-Mu’taz
menceritakan: Asy-Syaikh Muhammad Hamid, Ketua Paguyuban Ashabul Yaman di
negeri Eretria
berkisah,
“Saya datang ke Riyadh di malam hari yang dingin dalam
keadaan tidak punya uang untuk menyewa hotel. Saya kemudian berpikir untuk
datang ke rumah Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz. Saat itu waktu menunjukkan pukul
03.00 pagi. Awalnya saya ragu, namun akhirnya saya putuskan untuk pergi ke
rumah beliau. Saya tiba di rumah beliau yang sederhana dan bertemu dengan
seorang yang tidur di pintu pagar. Setelah terbangun, ia membukakan pintu
untukku. Saya memberi salam padanya dengan pelan sekali supaya tidak ada orang
lain yang mendengarnya karena hari begitu larut.
Beberapa saat kemudian aku
melihat Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz berjalan menuruni tangga sambil membawa
semangkuk makanan. Beliau mengucapkan salam dan memberikan makanan itu kepada
saya. Beliau berkata, ‘Saya mendengar suara anda kemudian saya ambil makanan
ini karena saya berpikir anda belum makan malam ini.
“Demi Allah, saya tidak bisa
tidur malam itu, menangis karena telah mendapat perlakuan yang demikian baik.”
Untaian Mutiara Kehidupan Ulama
Ahlus Sunnah, hal. 27-28.
Subhanallah, inilah akhlak para
ulama yang sangat dibenci oleh para pelaku syirik dan bid’ah. Inilah pemerintah
yang dituduh ganas dan sadis oleh mereka yang membenci dakwah tauhid dan
sunnah.
Masih banyak lagi kebaikan
pemerintah Saudi dan ulamanya untuk kaum muslimin dunia yang tidak mungkin kami
ceritakan semuanya di sini.
فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى
الْأَبْصَارُ وَلَٰكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
“Karena sesungguhnya bukanlah mata
itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” (QS. Al-Hajj:
46)
YANG PERLU DICERMATI
Pembaca yang budiman, yang perlu
dicermati dari buku Sejarah Berdarahini, mengapa pada bagian awal buku dimulai
dengan menjelek-jelekkan Salafi, tidak peduli walau harus berdusta?! Jawabannya
ada di akhir buku tersebut, yaitu agar kaum muslimin berpaling dari manhaj
(metode beragama) Salaf, yaitu memahami agama yang mulia ini berdasarkan
Al-Qur’an dan As-Sunnah yang sesuai dengan pemahaman Salaf.
Pada akhir bukunya, saudara
Idahram membuat satu bab khusus untuk menolak manhaj Salaf dengan judul
“Kerancuan Konsep & Manhaj Salafi Wahabi”yang insya Allah Ta’ala akan kami
jawab dengan dalil Al-Qur’an, As-Sunnah,ijma’ sahabat, penjelasan ulama dari empat
mazhab dan ulama lainnya.
Jadi masalahnya, ada pada
fanatisme terhadap kebid’ahan yang sangat bertentangan dengan jalan Salaf,
jalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sahabat beliau. Penulisnya
tidak rela kalau umat Islam meninggalkan bid’ahdan mengikuti manhaj Salaf. Maka
dijadikanlah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah sebagai kambing
hitamnya, sebab tidak mungkin dia berani memcaci maki Salaf atau memperbanyak
dusta atas nama Salaf dan memfitnah mereka.
Oleh karena itu sebelum jauh kita
melangkah, perlu kami tegaskan, Salafi adalah pengikut Salaf, yaitu Rasulullah
Muhammad bin Abdullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sahabat beliau. Bukan
pengikut Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah. Hanyalah kita
mengikuti Syaikh ketika beliau mengikuti manhaj Salaf. Jika beliau tersalah
dalam satu masalah dan bertentangan dengan manhaj Salaf, maka kita tidak
mengikuti pendapat beliau.
Sehingga, “fakta-fakta” sejarah
yang berisi fitnah dan dusta itu, andaikan benar sekalipun, tidak ada
pengaruhnya sama sekali terhadap Salafi dan kewajiban mengikuti manhaj Salaf.
Artinya, andaikan tuduhan-tuduhan keji yang dialamatkan kepada Syaikhul Islam
Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah itu benar adanya, sama sekali tidak bisa
dijadikan alasan untuk menjelek-jelekkan Salafi, sebab Salafi telah ada jauh
sebelum berdirinya Kerajaan Saudi Arabia dan Salafi tidak hanya di Saudi saja.
Kalau kemudian ada yang
mengaku-ngaku Salafi lalu ternyata dia melakukan hal-hal yang bertentangan
dengan manhaj Salaf itu sendiri, tentunya tidak bisa kita menyalahkan manhaj
yang mulia ini, sebagaimana kita tidak bisa menyalahkan semua Salafi di dunia
ini.
Tetapi alhamdulilllah,
tuduhan-tuduhan kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah hanyalah
kedustaan dan kesalahpahaman belaka, maka patut kalau kami membela seorang
ulama yang terzalimi, meskipun tujuan utama kami dalam buku ini bukanlah
sekedar membela beliau melainkan untuk meluruskan pemahaman yang menyimpang
dari manhaj Salaf dan mengajak umat Islam secara umum, khususnya penulis buku
Sejarah Berdarah dan kelompoknya untuk kembali kepada kebenaran, yaitu kepada
manhaj Salaf yang Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan untuk diikuti.
Footnote:
[1] Kita tidak menutup mata,
layaknya manusia biasa, pemerintah dan ulama Saudi tentunya memiliki kesalahan
dan kekhilafan. Akan tetapi, orang yang berbudi tentu tidak mudah melupakan
kebaikan saudaranya,sedangkan orang yang tidak berbudi, alias tidak tahu balas
budi, sulit bagi mereka mengingat kebaikan orang lain, prasangka buruk mereka
telah menutupi semua kebaikan yang ada pada saudaranya, seperti kata penyair,
وعين الرضا عن كل عيب كليلة
كما أن عين السخط تبدي المساويا
“Pandangan simpati menutupi
segala cela,
Pandangan benci menampakkan
segala cacat.”
[2] Kali ini dia jujur, walau
sebenarnya dia banyak berdusta, sebagaimana yang telah kita buktikan sebelumnya
dan akan datang bukti-bukti kedustaannya yang lain, hadaahullah.
[3] Sengaja kami tidak
menyebutkan nama-nama medianya di sini karena alasansyar’i, yaitu adanya
pelanggaran-pelanggaran syari’at yang ada dalam media-media tersebut, sehingga
kami khawatir ikut ta’awun mengiklankan keberadaan media tersebut. Alasan lain,
dalam masalah ini penyebutan nama media tersebut bukan suatu hal yang darurat, terlebih
berita-berita ini sangat mudah disearch di internet.
Ditulis oleh Al-Ustadz Sofyan
Chalid bin Idham Ruray hafizhahullah dalam buku “Salafi, Antara Tuduhan dan
Kenyataan” penerbit TooBagus cet. kedua. Bantahan terhadap buku “Sejarah
Berdarah Sekte Salafi Wahabi” karya Syaikh Idahram —